BerandaHeadlineUmi Zahrok; Pendidikan Online Bertolak Belakang Pada Kebiasaan Santri di Ponpes

Umi Zahrok; Pendidikan Online Bertolak Belakang Pada Kebiasaan Santri di Ponpes

- Advertisement -spot_img

Jember-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur fraksi Partai PKB Menyebut pendidikan online bertolak belakang pada kebiasaan santri di pondok, hal itu disampaikan Hj. Umi Zahrok, M.Si. saat menggelar reses di wilayah pemilihan Jatim V Kabupaten Jember dan Lumajang.

Anggota Komisi E itu mengawali kegiatannya di Kabupaten Jember bertempat di Pondok Pesantren Al-Hikmah, dusun Badean desa Serut kecamatan Panti Pada hari senin (14/09/2020).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh tokoh setempat bersama Majelis Taklim muslimat dari 4 (empat) desa yang ada di kecamatan tersebut dengan menerapkan protokol kesehatan yang lengkap, dengan dihadiri kurang lebih 40 orang dalam acara reses, juga diterapkan social distancing.

Dalam kesempatan itu, Umi Zahrok menerangkan bagaimana pentingnya peran keagamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dia menganalogikan agama dan negara seperti dua sisi mata uang, di mana sisi satu dengan sisi yang lainya berbeda namun keduanya tidak bisa dipisahkan.

“Agama di indonesia itu memiliki karakteristik tersendiri yang dilindungi oleh negara. Agama dan negara itu ibarat dua sisi mata uang atau seperti dua bersaudara kembar, keduanya saling mengisi secara sepiritual. Agama adalah nilai-nilai, kemudian negara harus menjadi penjaganya,” Jelasnya.

Politisi asal PKB itu, juga menyampaikan kehawatiranya terhadap pendidikan online saat ini. Dia khawatir jika terus dilakukan sekolah secara online akan berdampak pada pembentukan karakter bagi siswa, khusunya dikalangan pesantren. Sebab kata dia, didalam pesantren terdapat proses pembiasaan (ta’wid) kepada santri.

“Dimana santri pada umumnya di ponpes dibiasakan dengan proses kehidupan yang berkesinambungan, mulai dari bagun tidur sampai tidur lagi,” ungkapnya.

“Nah, jika proses belajar dari rumah ini diperpanjang, maka aktifitas pembiasaan tersebut pada santri akan hilang,” tambahnya.

Dalam serap aspirasi itu, Umi Zahrok berharap adanya kebijakan dari pemerintah untuk afirmasi pendidikan di pesantren dan fasilitasi berdasarkan tradisi dan kekhasan pesantren.

“Ditengah merebaknya covid-19 seperti ini, tentu memerlukan dukungan sarana prasarana untuk penerapan protokol kesehatan agar kegiatan pembelajaran tatap muka bisa segera dilakukan”, pungkasnnya. (eko)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

#TRENDING TOPIC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini