BerandaBeritaSatgas TMMD ke-110 Edukasi Pemasaran Pengrajin Kerai Bambu Harjomulyo

Satgas TMMD ke-110 Edukasi Pemasaran Pengrajin Kerai Bambu Harjomulyo

- Advertisement -spot_img

JEMBER, Pelitaonline.co-Pengrajin Kerai Bambu di Desa Harjomulyo, Kecamatan Silo lumayan banyak. Bahkan, sudah puluhan tahun warga setempat menekuni kerajinan tangan berbahan dasar bambu itu.

Tentunya, potensi ini sudah menjadi kearifan lokal penduduk di wilayah terpencil tersebut. Sehingga kerajinan kerai menjadi sumber utama penghasilan warga setempat, selain bertani.

Maka dari itu, melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-110 Kodim 0824 Jember yang bertempat di Desa Harjomulyo, mengedukasi tentang pemasaran serta akan mengkomunikasikan dengan pemerintah daerah.

Sebab, para pengrajin kerai bambu yang berada di daerah itu, sudah layak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Terutama perihal pemasaran dan penambahan modal.

Komandan Satuan Setingkat Kompi (DAN SSK) TMMD ke-110 Kapten Inf Sugiono asal Yonif 527/BY Lumajang mengatakan, melihat peralatan yang digunakan oleh pengrajin masih secara manual, seperti menggunakan sabit dan golok untuk membelah bambu.

“Jadi kreatifitas di bidang ini, harus diberi dukungan seperti pemberian modal, juga akses pemasarannya serta perlindungan kepada pelaku home industri itu,” katanya, Jum’at (12/3/2021).

Ia juga menyinggung, tentang strategi pengembangan identitas produksi home industri ke pasar nasional sampai ke mancanegara. Sehingga dapat menjadikan Kecamatan Silo sebagai pemasok produk kerai bambu.

“Kita akan mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan kerai bambu ke pemasaran yang lebih luas, mungkin dengan menggunakan marketing pemerintah setiap produk kerai bambu bisa menembus ke pasar luar negeri,” terangnya.

Sementara itu seorang pengrajin kerai bambu, Sutri warga Dusun Sumberlanas Barat, mengharap kepada pemerintah untuk memberikan bantuan modal agar dapat membeli peralatan yang canggih sehingga dapat mendongkrak ekonomi masyarakat.

Ia pun mengaku, pengrajin kerai bambu mengalami kendala dalam urusan pemasaran dan penambahan modal. Bahkan selama ini pihaknya membangun usahanya dengan modal sendiri dan mencari pembeli sendiri.

“Saya berharap pemerintah dapat membantu dan mencarikan solusi agar kerai bambu hasil karya kami mudah untuk dipasarkan. Siapa tau dibantu modal nantinya,” harapnya.

Sutri menjelaskan, dalam sehari pihaknya bisa menghasilkan sekitar 1 sampai 4 kerai bambu. Dan harga jual per satu meternya kerai bambu dibandrol dengan harga Rp30 ribu untuk kualitas biasa. Sedangkan, untuk kerai yang berbahan dasar bambu hitam harganya dipatok Rp 50 sampai 60 ribu.

“Sementara ini kerai bambu, kami dipasarkan ke kota ke Surabaya, Bali hingga Jakarta,” tandasnya. (Yung/Yud)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

#TRENDING TOPIC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini