BerandaHeadlineProgram Pengabdian, Dosen Unej Latih Petani Kopi Olah Hasil Pasca Panen

Program Pengabdian, Dosen Unej Latih Petani Kopi Olah Hasil Pasca Panen

- Advertisement -spot_img

JEMBER, – Masyarakat di Dusun Tenap Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk Jember, yang mayoritas berprofesi sebagai petani kopi, mulai memiliki harapan besar dalam meningkatkan nilai jual hasil kebunnya.

Hal ini setelah adanya pelatihan dan pembinaan yang dilakukan oleh Dosen dan mahasiswa dari Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Negeri Jember (Unej) melalui kegiatan Pengabdian Program Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Dikti.

Menurut Ir. Digdo Listyadi Setyawan, M.Sc selaku ketua tim yang juga dosen di Fakultas Teknik Unej, pihaknya menggandeng petani kopi asal Desa Sucopangepok, dikarenakan selama ini petani di desa tersebut menjual hasil panen kopinya tanpa melalui proses, sehingga harga kopi dipasaran menjadi murah, sehingga pendapatan petani tidak maksimal.

 “Kegiatan pengabdian kami yang menggandeng mitra petani kopi ini sebagai langkah untuk mengembangkan potensi dan kualitas kopi di Desa Sucopangepok, karena kami lihat selama ini, penghasilan petani kopi di desa  tersebut tidak maksimal, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam meningkatkan hasil panennya,” ujar Digdo saat sosialisasi kepada sejumlah petani dengan didampingi sejumlah tim diantaranya Intan Hardiatama, ST., MT staf dosen teknik mesin dan Dian Purbasari, S.Pi., M,Si staf dosen teknik pertanian UNEJ.

Jika selama ini petani menjual kopi hasil kebunnya secara langsung atau dengan sistem Keteng Kulak (borongan kepada tengkulak), dimana kopi hasil panen dihargai 4 sampai 6 ribu per kilogramnya. Ditangan dingin para dosen Unej ini, harga kopi bisa meningkat menjadi 15 sampai 25 ribu rupiah per kilogramnya.

 “Kami memberikan pembinaan dan pelatihan kepada petani di desa ini, yakni mengolah biji kopi pasca panen, dengan proses pengeringan yang tepat, akan menghasilkan biji kopi kering atau biasa disebut biji kopi hijau (green coffee) sehingga harganya bisa naik sampai 3 kali lipat,” beber Digdo.

Digdo menambahkan, bahwa timnya berniat untuk meningkatkan ketrampilan petani dalam hal penanganan pasca panen, sehingga melalui kegiatan pengabdian ini akan diberikan pembinaan dan bantuan alat penanganan pasca panen kopi pada petani kopi untuk meningkatkan mutu produk green coffee yang dihasilkan.

 “Pandemi COVID-19 tidak menghalangi Tim Pengabdian UNEJ untuk memberikan pelatihan pengolahan pasca panen kepada para petani sekaligus nantinya akan diberikan bantuan sarana pengolahan pasca panen kopi yaitu mesin pulper dan alat pengering,” tutur Digdo.

Sementara Subairi salah satu petani yang mengikuti pelatihan ini merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Unej yang telah membantu permasalah petani kopi di desanya, menurutnya, dengan pelatihan dan pembinaan serta bantuan alat pengering kopi, bisa meningkatkan penghasilan petani.

 “Kami ini memang tinggal di daerah pelosok, jadi tidak mengerti apa-apa, namun dengan adanya pelatihan ini, Insya Alloh masa depan semakin cerah, karena memang selama ini kami menjual hasil panen ke tengkulak dengan harga yang tidak seberapa, tapi dengan bimbingan bapak dan ibu dosen ini, ternyata bisa memberikan hasil 3 kali lipatnya,” pungkas Subairi. (*)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

#TRENDING TOPIC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini