BerandaKabar DesaPengajuan Pupuk Bersubsidi ke Pemprop Jatim Dalam Proses

Pengajuan Pupuk Bersubsidi ke Pemprop Jatim Dalam Proses

- Advertisement -spot_img

JEMBER, Kelangkaan pupuk bersubsidi yang dialami oleh sebagian besar petani di Kabupaten Jember dan Kabupaten lainnya di Jawa Timur, menjawab kelangkaan pupuk bnersubsidi tersebut, Wakil Bupati Jember Drs. KH. A. Muqit Arief mengatakan, bahwa beberapa waktu yang lalu, Pemkab Jember sudah mengajukan tambahan pupuk bersubsidi ke Pemprop Jatim dan sedang berproses, sehingga masyarakat diminta untuk memahami kondisi tersebut.

“Memang saat ini pengajuan Pemkab Jember terhadap penambahan pupuk bersubsidi sedang berproses, oleh karenanya sampai menunggu proses tersebut, saat ini kami dari Pemkab Jember terus menyelesaikan pendistribusian kartu tani, dengan harapan saat pupuk bersubsidi tersebut tersedia, laju peredaran pupuk bisa di kendalikan sedemikian rupa,” ujar Wakil Bupati Jember Drs. KH. A. Muqit Arief saat pembagian kartu tani di balai desa Rowotamtu Rambipuhi Jumat (11/9/2020).

Atas kelangkaan pupuk bersubsidi tersebut, Wabup berharap, Petani di Jember yang belum terdaftar dan belum memiliki kartu tani untuk segera mengurus, karena dengan adanya kartu tani, dimana didalamnya terdapat data tidak hanya nama petani by name by addres, tapi juga tercantum jumlah lahan petani, sehingga kebutuhan pupuk akan disesuaikan dengan kebutuhan.

“Saat ini, dari data yang sudah masuk, masih banyak petani yang belum mendaftar untuk mendapatkan kartu tani, seperti contoh di Desa Rowotamtu, kartu tani yang sudah disalurkan baru 150 kartu tani, sedangkan yang  belum terdata ada 168 lebih, oleh karenanya, kami menghimbau kepada petani yang b belum mendaftar untuk segera mengurus melalui pemerintah desa,” bebernya.

Sementara Kepala Desa Rowotamtu M. Sumali, kepada media ini mengatakan, bahwa untuk menyiasati kelangkaan pupuk bersubsidi ini, pihaknya menganjurkan kepada petani untuk menanam tanaman yang tidak membutuhkan pupuk banyak, semisal kedelai atau tanaman lainnya, sehingga petani tetap tidak terlalu merugi.

“Memang kalau saat ini menanam jagung, maka pupuk yang dibutuhkan sangat banyak, oleh karenanya kami sudah menganjurkan kepada petani di desa kami, untuk menanam tanaman yang tidak begitu membutuhkan pupuk banyak, seperti menanam kedelai, daripada tanamannya tidak maksimal (hasilnya), kan eman, karena kondisi kelangkaan pupuk ini merata hampir diseluruh wilayah jawa timur,” ujar Sumali.

Hal yang sama disampaikan Ilul salah satu petani di Desa Rowotamtu, saat ini petani memang terpaksa harus menggunakan pupuk non subsidi, walau harga lebih mahal 3 kali lipat, namun petani tidak memiliki pilihan lain.

“Ya kita beli pupuk non subsidi itu mas, meski mahal ya kita beli daripada tanaman mati, sebenarnya pupuk non subsidi ini bisa memberikan hasil yang lebih dari pada pupuk bersubsidi, namun tentu bagi masyarakat kecil, harga pupuk non subsidi sangat memberatkan, karena petani inginnya memang yang instan dan murah,” pungkas Ilul.

Seperti diberikan sebelumnya, Pemkab Jember melalui wakil Bupati pada saat rapat evaluasi penyaluran pupuk bersubsidi bersama Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten Jember, mengatakan, bahwa jatah pupuk urea untuk Jember setiap tahun berkurang.

Pada tahun 2018, Jember dijatah 94.945 ton. Kemudian tahun 2019 turun menjadi 90.975 ton, dan pada 2020 ini jatahnya hanya 47.018 ton. Sampai bulan Juli 2020, serapannya sudah 90 persen. Sehingga tersisa 3.997 ton untuk sampai akhir tahun, sehingga Pemkab mengajukan ke PROPINsi agar jatah pupuk untuk Kabupaten Jember ditetapkan sama dengan tahun 2019. (aisy/umam)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

#TRENDING TOPIC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini