Jember – Aksi nekad dilakukan seorang pria di halaman Mapolres Jember sore kemarin, Kamis (13/8). Pria yang belakangan diketahui merupakan warga asal Kecamatan Rambipuji itu mengacungkan parang dan berteriak menantang kepada polisi.
Detik-detik uji nyali pria tersebut sempat terekam kamera video ponsel dan tersebar di jejaring media sosial. Dalam video terlihat, seorang pria mengambil parang dari jok motornya sesaat setelah petugas jaga mencoba menanyakan maksud kedatangannya ke Mapolres.
Spontan keributan pun terjadi, sejumlah polisi berseragam dan berpakaian preman mengepung pelaku yang mengayunkan parangnya. Pelaku akhirnya bisa dilumpuhkan setelah polisi memukulnya menggunakan kayu beberapa kali sehingga parangnya terjatuh.
Terjadinya peristiwa tersebut dibenarkan Kapolres Jember AKBP Aris Supriyono. Melalui Wakapolres Kompol Windy Syafutra diceritakan, awalnya pelaku nyelonong memasuki halaman Mapolres menaiki sepeda motornya tanpa melapor ke petugas piket.
“Dihampiri oleh petugas dan ditegur tapi tidak terima tiba-tiba mengeluarkan sajam dari sepeda motornya, kemudian bisa kami amankan,” tuturnya. Setelah berhasil dilumpuhkan, polisi langsung melakukan pemeriksaan dan menahan pelaku.
Dari pemeriksaan dan keterangan pihak keluarga yang datang ke Mapolres, ada dugaan pelaku memiliki gangguan kejiwaan. Namun kata Windy, untuk memastikan kebenarannya petugas masih akan melakukan pemeriksaan lebih mendalam.
“Kalau benar hasilnya menyatakan ada gangguan kejiwaan, ya tidak bisa kita proses hukum,” ucapnya.
Soal prosedur pengamanan di Mapolres Jember, Wakapolres Kompol Windy menyebut sudah sesuai protap. Setiap orang yang memasuki halaman Mapolres wajib lapor ke pos jaga terdepan. “Makanya saat yang bersangkutan nyelonong masuk petugas langsung menghampiri dan menegurnya,” tandasnya.
Dari informasi yang dihimpun, ‘keberanian’ pelaku rupanya tidak hanya dilakukan di Mapolres Jember. Sebelumnya di hari yang sama, ia diketahui mengamuk kepada warga saat berada di kantor Bank BRI Pasar Rambipuji. Di sana, pelaku sempat mengancam dan meminta uang kepada warga. (DNI)
