BerandaHeadlineMengenal Sosok Dasir, Kades Silo Yang Tegas, Bijaksana, dan Tetap Rendah Hati

Mengenal Sosok Dasir, Kades Silo Yang Tegas, Bijaksana, dan Tetap Rendah Hati

- Advertisement -spot_img

Jember, Tegas dan bijaksana sering dan sudah umum kita dengar untuk menyematkan kata-kata ini kepada sosok pemimpin seperti Bupati, Camat maupun Kepala Desa, yang benar-benar pro rakyat. Namun, jika kedua julukan tersebut ditambah dengan etika sopan dan santun serta rendah hati bagi seorang penguasa, tentu menjadi nilai plus tersendiri.

Hal ini seperti ini tidak ada yang tidak mungkin, setidaknya bisa dilihat dari sosok Dasir Kepala Desa Silo, meski dirinya menjadi pemimpin di tingkat Desa, tapi etika, sopan santun dan rendah hati, tetap tidak hilang dari dirinya ketika bertemu dengan warganya terutama kepada mereka yang lebih tua dari dirinya.

Pria yang juga pernah satu naungan bersama Wakil Bupati Jember Drs. KH. A Muqit Arief di Pondok Pesantren Annuqoyah Guluk-Guluk Madura ini, terpilih sebagai kepala Desa Silo dan secara resmi dilantik oleh Bupati Jember dr. Faida MMR pada 8 Desember 2015 silam, dirinya dipercaya masyarakat untuk memimpin Desa Silo untuk perubahan lebih baik kedepannya.

Hal yang paling terlihat dari sosok Dasir yang rendah hati adalah, ketika dirinya memberikan bantuan tunai dari Dana Desa (BLT-DD) secara simbolis di pendopo balai desa silo pada, Senin (15/6/2020) siang waktu setempat.

Usai penyerahan bantuan tersebut, seperti biasa kepala desa berjabat tangan dengan penerima. Namun, disini ada yang berbeda dari cara kades tersebut saat berajabat tangan, Dasir rupanya mencium tangan  sosok wanita tua diketahui bernama bu Jasuli yang sekaligus penerima bantuan tersebut.

Setelah dikonfirmasi oleh awak media , aksi dasir tersebut terjadi secara spontan, tidak ada sifat riya, agar dirinya dipuji oleh warganya. “Saya lakukan itu hanya sebatas rasa hormat saya pada ibu-ibu yang lebih tua dan saya anggap yang seumuran seperti ibu kandung saya sendiri,” ujar dasir saat dikonfirmasi diruangannya.

Lebih lanjut, pertanyaan dari wartawan sendiri terus dilontarkan terhadap kades itu, kenapa hal itu dilakukan, sejauh ini masih banyak kepala desa meskipun berjabat tangan dengan masyarakat meskipun lebih tua hanya jabat tangan biasa, tidak sampai dicium.

“Kalau sola etika tidak ada hubungannya mas dengan sebuah jabatan, kesopanan harus tetap ada, karena sejak saya mondok dulu  bukan peringkat disekolah yang didahulukan tapi adab dan etika yang diutamakan, untuk itu saya ya biasa saja lakukan hal itu,” ucapnya sambil duduk santai di ruang kerjanya.

Bu Jasuli merupakan wanita janda yang menerima bantuan BLT, saat dikonfirmasi awak media, dirinya mengatakan, sangat terbantu dengan adanya bantuan tersebut. Ditengah pandemi ini dirinya hidup serba pas pasan, apalagi aktifitas sebagai pedagang di pasar saat ini macet karena adanya covid, dan penghasilan hanya 10 ribu hingga 25 ribu setiap harinya, namun karena adanya bencana ini, sumber penghasilan tidak ada lagi. “Sangat berterimakasih ke pak kades telah memberikan bantuan, sebab ini bisa untuk perluan sehari-hari saya semenjak tidak berjualan karena corona,” ucapnya dengan bahasa khas maduranya itu. (*)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

#TRENDING TOPIC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini