
JEMBER, Pelitaonline.co – Sudah menjadi tradisi, menjelang Hari Raya Idul Fitri, warga terutama ummat islam berziarah ke makam leluhur.
Hal itu dilakukan, untuk mendoakan arwah leluhur, supaya dosa semasa hidupnya bisa diampuni oleh Tuhan yang Maha Esa.
Seperti yang terjadi di area pemakaman umum Desa Sumberrejo Kecamatan Ambulu, Rabu (12/5/2021) mulai pukul 15.00 warga beramai-ramai mendatangi pemakaman untuk ziarah kubur.
Nampak, para peziarah datang dengan membawa sapu dan sabit untuk membersihkan area pemakaman, dan sebelahnya menaburkan bunga serta membacakan doa-doa.
“Kita membersihkan makam leluhur dan berdoa, seakan sudah seperti kewajiban jelang Hari raya Idul Fitri atau istilah warga sini Mudunan (akhir Bulan Ramadhan) dan Punggahan (menjelang awal Ramadhan) kita berziarah,” ujar salah satu warga Sumberrejo Purwo Adi.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember Abdul Haris mengatakan bahwa secara hukum Islam berziarah kubur diperbolehkan.
“Ziarah kubur di sunnahkan, karena secara substansi hal itu mengingatkan kita pada kematian,” tanggapnya.
Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember ini menjelaskan, hikmah yang diperoleh dari kegiatan Ziarah kubur, supaya manusia tidak terlena dengan kenikmatan dunia.
“Agar tidak terlena dengan capaian kesuksesan, gelimang harta dan seterusnya. Jadi ziarah kubur mengingatkan kita bahwa tempat terakhir kita itu di kuburan,” kata Haris.
Selain itu mengingatkan kita bahwa yang akan dibawa dan akan menjadi pendamping manusia setelah mati adalah amalnya, bukan harta benda.
“Harta yang akan dibawa dan akan mendampingi kita setelah mati, menurut pandangan kaum muslimin, adalah yang kita dermakan, kita shodaqoh kan itu yang disebut amal jariyah, “jelasnya
Oleh karena itulah kata Haris, hal itulah pelajaran yang bisa dipetik dalam kegiatan ziarah kubur, itulah hikmah yang penting yang bisa ambil, baik dalam konteks nyekar dan seterusnya. (Awi/Yud)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News