BerandaBeritaWarga Wonoasri Terbiasa Kebanjiran, Perlu Ada Kajian Khusus Dari Pemerintah

Warga Wonoasri Terbiasa Kebanjiran, Perlu Ada Kajian Khusus Dari Pemerintah

- Advertisement -spot_img

JEMBER, Pelitaonline.co – Warga Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo sepertinya sudah terbiasa dengan kebanjiran. Sebab itu sudah menjadi peristiwa tahunan, khususnya ketika musim penghujan.

Hal itu karena, lokasi desa tersebut diapit oleh Tiga saluran air yakni Sungai Sanenrejo, Curah Nongko dan juga Sungai Mayang. Maka ketika debit air tinggi luapannya bisa dipastikan Air akan menggenangi Desa Wonoasri, terutama Dusun Curahlele

“Kemarin saat kejadian, Sungai Sanenrejo Debit airnya di level 100, jangankan sampai 100, level 70 saja warga dusun Curahlele sudah bersiap-siap tergenang air.” Ujar Sekertaris Desa (Sekdes) Wonoasri Suharyono saat di temui di kantornya, Minggu (7/1/2021)

Berikutnya Dusun Kraton, jika banjir sudah melanda dusun itu, maka hal tersebut akan berlangsung cukup lama, sebab kata Suharyono, pembuangan di airnya tidak cukup memadai.

“Mungkin kalau banjir terjadi di Dusun Kraton akan lama, soalnya sulit pembuangannya, tetapi kalau di dusun Curah Lele sebentar saja sudah surut, karena berasal dari sungai, jadi jika sungainya surut banjirnya juga surut,” Terangnya

Suharyono mengaku, kejadian banjir absennya (tidak banjir) hanya di tahun 2020, biasanya setiap tahun.”Biasanya banjir terjadi setiap tahun dan kayaknya kita absen itu di tahun 2020,” Akunya

Banjir saat ini tergolong kecil, justru ada yang paling parah lagi yakni di tahun 2019.” Banjir sekarang masih kecil, tinggi airnya masih 1 meteran, ada yang lebih besar tahun 2019 genangan airnya mencapai sekitar 1,5 meter.” Ungkapnya

Selama ini belum ada solusi yang tepat untuk mengantisipasi adanya banjir, sehingga, diperlukan kajian khusus untuk memecahkan bencana tahunan itu, diperlukan kajian teknik dari orang-orang yang berpengalaman.

“Meskipun sudah ada tangkis di Curah Lele, sepertinya belum maksimal, yang bisa di lakukan hanya mengurangi dengan membersihkan saluran air.” Terangnya

Suharyono menerangkan, sebenarnya pemerintah sudah hadir untuk membantu mencari solusi atas bencana banjir di Desa Wonoasri. Bahkan, telah menerjunkan alat berat untuk menutup tanggul yang jebol.

“Sudah ada alat berat, sekitar 20 hari, untuk menutup tanggul-tanggul yang jebol, tapi ya hadirnya ketika banjir, saat mereka pergi, banjirnya datang lagi, Tapi dari pemerintah baik, Kabupaten dan provensi sudah menjanjikan untuk melakukan normalisasi permanen sungai,” Tandasnya (Awi/Yud)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

#TRENDING TOPIC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini