Viral Italian Brainrot: Fenomena Meme AI yang Mengguncang TikTok

Ricky R

April 21, 2025

5
Min Read
Viral Italian Brainrot, TikTok Trend, AI Meme, Absurd Humor, Gen Z Culture

Elemen Kunci yang Membuat Viral Italian Brainrot Populer

Mengapa Viral Italian Brainrot begitu digemari? Berikut adalah elemen utama yang mendorong popularitasnya, berdasarkan analisis tren dan wawasan dari pakar pemasaran:

  • Estetika Absurd dan Humor Low-Fi: Kombinasi gambar AI yang aneh, seperti simpanse pisang (Chimpanzini Bananini), dengan narasi berima penuh sindiran, menciptakan pengalaman yang lucu sekaligus membingungkan.
  • Format Pendek untuk FYP: Video berdurasi 15-30 detik sangat cocok untuk algoritma TikTok, memastikan visibilitas tinggi di For You Page (FYP).
  • Partisipasi Komunitas: Pengguna TikTok aktif menciptakan karakter baru, seperti Cappuccino Assasino, dan bahkan membuat tier list untuk menilai karakter favorit.
  • Dopamin Instan: Menurut Francesco De Nittis dari Human Centric Group, tren ini menawarkan “ritual partisipasi” yang memberikan kepuasan cepat tanpa beban kognitif, ideal untuk Gen Z yang mencari hiburan ringan.
  • Dukungan Algoritma: Engagement tinggi, seperti like dan share, didorong oleh sifat adiktif dari konten Viral Italian Brainrot, yang memicu algoritma untuk mempromosikannya lebih luas.
Baca Juga :  Setelah Roboh, MWC NU Wuluhan Bangun Rumah Samiran

Data dari GWI menunjukkan bahwa 76% Gen Z menggunakan TikTok untuk menonton video lucu. Selain itu, ada 57% lebih memilih konten pendek untuk riset produk, menjelaskan mengapa tren ini begitu efektif.

Dampak Viral Italian Brainrot pada Budaya dan Pemasaran

Viral Italian Brainrot telah melampaui batas platform, memengaruhi budaya populer secara luas. Frasa seperti “Tralalero Tralala” dan “Bombardiro Crocodilo” telah menjadi bagian dari leksikon internet. Frasa ini muncul di meme Instagram, edit anime, hingga remix musik phonk di TikTok. Komunitas penggemar bahkan membuat game seperti Italian Brainrot Clicker. Ini menceritakan di mana pemain mengumpulkan karakter melalui klik berulang, menunjukkan betapa tren ini telah meresap ke berbagai media.

Baca Juga :  Ketua DPRD Jember: Isi Surat Dirjen Bina Keuangan Tidak Bersangkutan KSOTK 2016

Namun, tren ini juga menuai kritik. Beberapa pihak, terutama di komunitas agama, menganggap narasi seperti “porco dio” dan referensi ke “Allah” sebagai penghinaan, terutama di negara seperti Indonesia yang mayoritas Muslim.

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa konten Meme Anomali memperburuk fenomena brain rot. Ini merupakan istilah yang merujuk pada penurunan kemampuan kognitif akibat konsumsi konten internet berkualitas rendah secara berlebihan.

Strategi Pemasaran dan Keterlibatan Merek

Merek besar seperti Ryanair, Samsung Belgium, dan Duolingo telah memanfaatkan Viral Italian Brainrot untuk menarik perhatian Gen Z. Contohnya, video Ryanair yang menggunakan karakter Tralalero Tralala mencapai 150.000 penayangan, sementara remix Samsung trending di awal April 2025.</p&amp;gt;

Baca Juga :  Arti Kata Stecu: Bahasa Gaul Viral yang Mencuri Perhatian Generasi Muda

Menurut De Nittis, keberhasilan merek ini bukan hanya karena mengikuti tren, tetapi karena mereka tetap mempertahankan identitas merek—Ryanair dengan humor murahan, Samsung dengan teknologi inovatif.

Namun, De Nittis juga memperingatkan bahwa mengejar viralitas tanpa strategi dapat membuat merek terlupakan. Formula suksesnya adalah: Tren + Identitas Merek = Dampak yang Berkesan. Merek yang gagal memahami audiens atau hanya meniru tren berisiko kehilangan kredibilitas.

Bantu Ikuti Saluran : WhatsApp Kami

Dan Bantu Ikuti : Google News Kami

Related Post

 

×