Jember, Pelitaonline.co-Memasuki musin hujan belum ada pelatihan khusus antisipasi bencana Tsunami bagi nelayan pantai selatan Jember, seperti pantai Watu Ulo dan Payangan.
Meski demikian, warga sekitar Laut Watu Ulo dan Payangan sejauh ini hanya mengandalkan pola-pola tradisional untuk upaya penyelamatan apabila ada Tsunami, seperti melihat kondisi air laut kemudian gempa.
“Pokok kalau laut sudah ada yang aneh, kemudian ada gempa, orang-orang akan cari tempat yang lebih tinggi dan sebagian ada yang pergi ke rumah saudaranya yang jauh dari laut,” terang Bejo Nelayan pantai Payangan, desa Sumberrejo kecamatan Ambulu, Jum’at (25/12/2020)
Oleh karenanya harapan kami Lanjut Bejo, kepada pihak terkait mengadakan pelatihan antisipasi bencana Tsunami, hal itu sangat diperlukan, semisal bagaimana mendeteksi dini Tsunami, bagaimana cara menyelamatkan.
“Dulu pernah ada, tapi zaman sekitar tahun 2000 dan setelah itu tidak ada sama sekali, sudah ada sekitar 19 tahunan lah tidak pelatihan antisipasi penanggulangan Tsunami. ” Katanya
Menanggapi hal tersebut, Sekertaris Desa Sumberrejo Sarion mengatakan bahwa pelatihan penaggulangan bencana Tsunami oleh Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD), terakhir dilakukan di Kecamatan Puger.
“Kalau di sini (Desa Sumberrejo) tidak ada, adanya di puger, terakhir tahun 2019, namun untuk tahun ini tidak ada soalnya Covid-19,” Tanggapnya
Sarion menjelaskan bahwa pendaftaran peserta pelatihan ditentukan oleh RT dan RW setempat, khusunya wilayah dusun watu ulo.
“Pada masa itu pak Ngadi pendampingnya, yang jelas pelatihan itu untuk masyarakat sekitar pantai, kayak Watu Ulo, Payangan yang di koordinir melalui RT/RW, Kalau warga yang jauh dari laut tidak ada yang ikut,” Tandasnya (Wi/yud)
