Jember,Pelitaonline.co – Sutikno warga dusun Tirtoasri Desa Andongsari Kecamatan Ambulu ini berusaha selamatkan para pengendara motor yang biasa melintas di jalan raya menuju PTPN XII Kota Blater dengan menancapka batang pohon pisang di jalan raya yang berlobang.
Sutikno mengaku bahwa tindakan itu terpaksa Dia lakukan lantaran jalan yang berada tepat di depan rumahnya tersebut sebelumnya di tambal menggunakan semen (cor-coran) namun tidak berlangsung lama, mengelupas lagi bahkan semakin parah.
“Sebelumnya sudah ditambal oleh masyarakat menggukan cor coran, tapi tidak lama kemudian mengelupas, jadi terpaksa saya kasih ini (Pohon Pisang) agar pengendara berhati-hati karena jalannya berlobang dan rusak,” Ujarnya
Keberadaan jalan yan rusak serta berlubang kata Sutikno, sudah berlangsung lama sekitar lima tahun terakhir dan belum pernah diperbaiki oleh pemerintah. Bahkan, kemaren dilewati Menteri Sosial (Mensos) Tri Risma Harini saat meninjau lokasi banjir di Desa Wonoasri.
“Soalnya, ini jalan utama menuju PTPN XII kota Blater, Curahnongko dan Desa Wonoasri yang pastinya kemarin juga di lewati Mensos dan Bupati saat meninjau banjir di Wonoasri,” Tuturnya
” Masak tidak malu ada Mensos kemarin jalannya kayak gini, katanya sih jalan Provinsi, masak iya tidak di usulkan sejak dulu, sampai di lihat Mentri Sosial seharusnya malu.” Imbuhnya
Sementara itu, Kepala Dusun Tirtoasri Desa Andongsari Adi Primawanto menyampaikan, bahwa memang masyarakat di wilayah itu sudah sering melakukan kerja bakti dengan membenahi jalan, namun setiap lokasi yang baru ditambal, selalu cepat rusak lagi.
“Karena sering dilewati truk tronton, jadi cor-coran yang baru dibuatnya, mengelupas lagi, mungkin warga kesal akhirnya dikasih pohon pisang dan kejadian kecelakaan sedikit berkurang,” Terangnya.
Kerusakan jalan Sambung Adi, sebenarnya bukan hanya di lokasi Andongsari, tetapi telah membentang mulai Puskesmas Ambulu hingga Jembatan Kota Blater dan itupun sudah sekitar lima tahunan belum ada perbaikan.”Makanya jalan Ambulu ketimur ini dijuluki sebagai Jeglongan Sewu,” Tandasnya (Awi/Yud)
