Panduan Lengkap Puasa Sebelum Idul Adha 2025, Jadwal, Niat, dan Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah

Cak Ulil

June 2, 2025

7
Min Read
Panduan lengkap puasa sebelum Idul Adha 2025
Foto Jama'a haji Melakukan Wukuf

ENSIKLOPEDIA –  Jakarta, 2 Juni 2025. Menjelang perayaan Idul Adha 1446 H yang jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025, umat Islam Indonesia dianjurkan untuk mempersiapkan diri dengan menjalankan puasa-puasa sunnah di bulan Dzulhijjah. Puasa sebelum Idul Adha memiliki keutamaan luar biasa, terutama puasa Arafah yang dapat menghapus dosa dua tahun dan puasa Tarwiyah yang menghapus dosa setahun. Berdasarkan penetapan Kementerian Agama RI, 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025, sehingga rangkaian puasa sunnah Dzulhijjah telah dimulai dan akan berlangsung hingga 5 Juni 2025. Panduan ini menyajikan informasi komprehensif tentang jadwal, niat, tata cara, dan keutamaan puasa-puasa sunnah menjelang Idul Adha 2025 yang telah ditetapkan secara resmi oleh pemerintah dan organisasi Islam Indonesia.

Jadwal Lengkap Puasa Dzulhijjah 2025

Puasa Dzulhijjah 2025 telah dimulai sejak penetapan 1 Dzulhijjah 1446 H pada Rabu, 28 Mei 2025. Berdasarkan kalender Hijriyah resmi, puasa sunnah Dzulhijjah dilaksanakan selama sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah atau sembilan hari sebelum peringatan Idul Adha.

Jadwal puasa Dzulhijjah 2025 terbagi menjadi tiga kategori utama. Pertama, puasa sunnah Dzulhijjah umum yang dilaksanakan pada tanggal 1-7 Dzulhijjah, yaitu dari 28 Mei hingga 3 Juni 2025. Kedua, puasa Tarwiyah yang jatuh pada 8 Dzulhijjah atau Rabu, 4 Juni 2025. Ketiga, puasa Arafah yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah atau Kamis, 5 Juni 2025.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama telah menetapkan bahwa Idul Adha 2025 jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025, dengan libur nasional pada tanggal tersebut dan cuti bersama pada Senin, 9 Juni 2025. Penetapan ini sejalan dengan hasil hisab Muhammadiyah yang juga menetapkan Idul Adha pada tanggal yang sama.

Perbedaan Hukum Puasa Berdasarkan Tanggal

Hukum puasa di bulan Dzulhijjah bervariasi tergantung tanggalnya. Untuk tanggal 1-7 Dzulhijjah, puasa disunnahkan bagi semua umat Islam, baik yang sedang menunaikan ibadah haji maupun yang tidak. Pada tanggal 8 Dzulhijjah (Tarwiyah) dan 9 Dzulhijjah (Arafah), puasa hanya disunnahkan bagi orang yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.

Khusus untuk puasa Arafah, terdapat perbedaan pendapat ulama. Imam Nawawi menegaskan bahwa puasa Arafah makruh bagi jamaah haji karena dikhawatirkan dapat mengurangi kekuatan fisik saat menjalankan wukuf di Padang Arafah. Sebaliknya, bagi umat Islam yang tidak berhaji, puasa Arafah sangat dianjurkan karena memiliki keutamaan menghapus dosa dua tahun.

Baca Juga :  Anak Buruh Tani di Jember, Gagal Gapai Mimpi, Gegara Tak Dapat Beasiswa Pemkab

Niat-Niat Puasa Dzulhijjah dan Idul Adha 2025

Pelaksanaan puasa harus diawali dengan niat yang benar sesuai dengan jenis puasa yang akan dilaksanakan. Niat puasa sebaiknya diucapkan pada malam hari sebelum fajar menyingsing, namun untuk puasa sunnah masih diperbolehkan berniat di pagi hari asalkan belum makan, minum, atau melakukan hal yang membatalkan puasa.

Niat Puasa Sunnah Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah)
Untuk puasa sunnah Dzulhijjah yang dilaksanakan pada tanggal 1-7 Dzulhijjah, niatnya adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذُو الْحِجَةٌ سُنَّةٌ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma syahru dzulhijjah sunnatan lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku berniat puasa bulan Dzulhijjah, sunnah karena Allah Taala”.

Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah atau 4 Juni 2025. Niat puasa Tarwiyah adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’ala”.

Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
Puasa Arafah yang jatuh pada 5 Juni 2025 memiliki niat khusus:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’ala”.

Niat Puasa Qadha Ramadhan di Bulan Dzulhijjah
Bagi yang memiliki utang puasa Ramadhan, dapat memanfaatkan bulan Dzulhijjah untuk mengqadha puasa. Niat puasa qadha Ramadhan adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta’âlâ

Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT”.

Keutamaan dan Manfaat Puasa Sebelum Idul Adha

Puasa di bulan Dzulhijjah, khususnya puasa Tarwiyah dan Arafah, memiliki keutamaan yang sangat istimewa dalam Islam. Keistimewaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dijelaskan dalam Fath al-Bari sebagai hari terkumpulnya ibadah-ibadah utama seperti sholat, puasa, sedekah, dan haji, sesuatu yang tidak ditemukan di bulan lainnya.

Keutamaan Puasa Arafah

Puasa Arafah memiliki keutamaan paling tinggi di antara puasa-puasa sunnah lainnya. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Muslim, “Puasa pada hari Arafah aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang”. Keutamaan ini khusus berlaku bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.

Baca Juga :  Prinsip Satuan Pengamanan: Pilar Keamanan yang Kokoh di Era Modern

Selain menghapus dosa dua tahun, puasa Arafah juga memberikan pahala besar yang mendekati ibadah wajib dan menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah, terutama sebagai momentum refleksi spiritual menjelang Idul Adha. Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “Tidak ada hari di mana Allah membebaskan lebih banyak hamba dari neraka selain Hari Arafah”.

Keutamaan Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah yang dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah juga memiliki keutamaan tersendiri. Menurut hadits riwayat Abu as-Syekh Al-Ishfahani dan Ibnu an-Najar, “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun”. Puasa ini merupakan awal dari rangkaian ibadah haji dan persiapan spiritual sebelum hari Arafah.

Imam Syafi’i secara khusus menjelaskan kesunnahan puasa Tarwiyah, dan dianjurkan juga berpuasa sejak awal bulan Dzulhijjah hingga hari Arafah. Puasa Tarwiyah menjadi bentuk persiapan spiritual yang penting bagi umat Islam dalam menyambut Hari Raya Idul Adha.

Tata Cara dan Pelaksanaan Puasa Dzulhijjah

Tata cara pelaksanaan puasa di bulan Dzulhijjah secara umum sama dengan puasa-puasa lainnya, yakni dimulai sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Namun, terdapat beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan puasa-puasa ini.

Waktu dan Ketentuan Niat
Niat puasa Dzulhijjah dilakukan pada malam hari, yaitu sejak terbenamnya matahari hingga terbit fajar. Namun, khusus untuk puasa sunnah, seseorang masih diperbolehkan berniat di pagi hari asalkan belum makan, minum, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Bagi yang lupa niat pada malam hari, dapat berniat siang harinya dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu zuhur), selagi belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Untuk puasa qadha Ramadhan, niat wajib dilakukan pada malam hari karena termasuk puasa wajib.

Adab dan Anjuran Selama Puasa
Selama menjalankan puasa Dzulhijjah, disunnahkan untuk memperbanyak dzikir, sedekah, membaca Al-Quran, dan amalan-amalan sunnah lainnya. Umat Islam juga dianjurkan untuk sahur meskipun hanya dengan air putih, karena sahur menjadi energi dan pembeda antara puasa umat Islam dan puasa umat lain.

Baca Juga :  Dinilai Berita Acara Kemenag Jember Dibuat Sepihak, Kubu Kasek Lama Al Badar Menolak

Ketika merasa lapar dan haus saat berpuasa, umat Islam dapat memanjatkan doa khusus agar rasa lapar dan dahaga diringankan oleh Allah SWT. Setelah matahari terbenam, disunnahkan untuk segera berbuka puasa sebagai bentuk mengikuti sunnah Nabi yang mendatangkan pahala.

Pengecualian dan Rukhshah
Terdapat beberapa pengecualian dalam pelaksanaan puasa Dzulhijjah. Bagi jamaah haji, puasa pada hari Arafah tidak dianjurkan bahkan makruh karena dikhawatirkan dapat mengurangi kekuatan fisik saat menjalankan wukuf di Padang Arafah. Bagi yang sedang sakit, dalam perjalanan (musafir), wanita hamil dan menyusui, mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa dengan kewajiban menggantinya di lain waktu.

Persiapan Menuju Idul Adha 2025

Dengan ditetapkannya Idul Adha 2025 pada Jumat, 6 Juni 2025, umat Islam Indonesia akan menikmati libur panjang karena Senin, 9 Juni ditetapkan sebagai cuti bersama Idul Adha. Long weekend ini juga bertepatan dengan Hari Tasyrik, di mana umat Islam dilarang berpuasa dan dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, takbir, dan tahmid serta menikmati hidangan dan olahan daging kurban.

Rangkaian puasa Dzulhijjah yang telah dimulai sejak 28 Mei 2025 menjadi persiapan spiritual yang sangat penting menjelang Idul Adha. Puasa-puasa ini tidak hanya memberikan pahala yang besar, tetapi juga mempersiapkan jiwa dan raga untuk menyambut hari raya dengan penuh makna dan keberkahan.

Puasa sebelum Idul Adha 2025 merupakan kesempatan emas bagi umat Islam untuk meraih pahala berlimpah dan pembersihan dosa. Dengan jadwal yang telah ditetapkan secara resmi, mulai dari puasa sunnah Dzulhijjah (28 Mei – 3 Juni), puasa Tarwiyah (4 Juni), hingga puasa Arafah (5 Juni), umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan matang. Pelaksanaan puasa-puasa ini harus diawali dengan niat yang benar sesuai dengan jenisnya masing-masing dan dilaksanakan dengan mengikuti adab dan tata cara yang telah diajarkan dalam Islam. Keutamaan luar biasa dari puasa Arafah yang dapat menghapus dosa dua tahun dan puasa Tarwiyah yang menghapus dosa setahun menjadi motivasi kuat untuk tidak melewatkan kesempatan mulia ini. Semoga rangkaian puasa Dzulhijjah 2025 ini menjadi bekal spiritual yang kuat dalam menyambut Idul Adha 1446 H dengan penuh keberkahan dan kebahagiaan.(*/Red)

Bantu Ikuti Saluran : WhatsApp Kami

Dan Bantu Ikuti : Google News Kami

Related Post

 

×