
Jember, Pelitaonline.co – Keberadaan Masjid Al-Barokah di desa Glagahwero Kecamatan Panti berdiri berhadap – hadapan dengan tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) yang disebut Vihara bernama Klenteng Pay Lien San adalah Potret Toleransi umat beragama.
Kondisi seperti itu, sudah berjalan puluhan tahun. Meski Klenteng hanya dipergunakan tidak setiap hari, karena umat yang beribadah di Klenteng semuanya berasal dari luar daerah masyarakat sekitar juga turut menjaga keberadaan Klenteng.
“Tidak pernah ada perbuatan yang kurang menyenangkan, tidak ada, kami hidup damai dan saling menghargai.” Kata Hasan salah seorang Tak’mir masjid Al – Barokah, saat dikonfirmasi di rumahnya oleh media ini, Minggu (10/1/2021)
Bahkan, ketika ada kegiatan yang bersamaan waktunya terang Hasan, masyarakat sekitar dan pengurus Klenteng saling memahami dan menghargai, seperti saat umat Konghucu merayakan Imlek dan Masjid menggelar Sholat Jum’at atau ibadah lima waktu.
“Ya Biasa, masyarakat sekitar yang mayoritas beragama Islam menjalankan ibadah Sholat Jum’at seperti biasa tidak merasa terganggu, sebaliknya demikian jemaat Klenteng juga beribadah seperti biasa.” Terang Pria yang rumahnya tidak seberapa jauh dari masjid hanya berjarak Kisaran 50 meter itu.
Pengurus Klenteng Pay Lien San, Novem Stadiono mengatakan awalnya Vihara ini adalah rumah kecil yang digunakan sebagai tempat ibadah dan diurus sendirian, karena banyak umat yang datang, akhirnya tahun 2001 di renovasi.
“Setelah dibangun Vihara, semakin banyak yang datang untuk beribadah. Kita hidup rukun meski ada tempat ibadah yang berbeda dengan iman dan keyakinan mereka.” Tandasnya (Ris/Yud)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News