PERISTIWA – Jakarta, 5 Juni 2025. Iran kembali menegaskan sikap kerasnya dalam negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, secara tegas menolak proposal terbaru AS yang menuntut penghentian pengayaan uranium. Dalam pidato di Teheran memperingati wafatnya pendiri Republik Islam, Ruhollah Khomeini, Khamenei menegaskan bahwa pengayaan uranium adalah hak mutlak Iran yang tidak bisa dinegosiasikan.
“Kita Bisa”: Prinsip Kemandirian Iran
Khamenei menyoroti bahwa tuntutan AS untuk membongkar program pengayaan uranium Iran bertentangan dengan prinsip kemandirian bangsa dan semboyan “Kita Bisa” yang diwariskan Khomeini. “Usulan nuklir AS bertentangan dengan keyakinan bangsa kita pada kemandirian dan prinsip ‘Kita Bisa’,” tegas Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi nasional. Ia menambahkan, “Kemerdekaan berarti tidak menunggu lampu hijau dari Amerika dan negara-negara semacam Amerika.”
AS Ajukan Konsorsium Regional, Iran Tegas Menolak
Proposal AS yang disampaikan melalui Oman pada Sabtu lalu, menawarkan pembentukan konsorsium internasional untuk pengayaan uranium sipil. Konsorsium ini akan melibatkan Iran, AS, dan sejumlah negara Arab seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, di bawah pengawasan IAEA. Namun, Iran hanya akan mempertimbangkan konsorsium jika beroperasi di dalam wilayahnya. Jika fasilitas konsorsium berada di luar Iran, Teheran menegaskan proposal itu pasti gagal.
Isu Utama: Pengayaan Uranium dan Persediaan yang Meningkat
Salah satu isu paling krusial dalam negosiasi adalah keinginan Iran mempertahankan pengayaan uranium di dalam negeri. Iran juga menolak mengirim seluruh persediaan uranium yang diperkaya ke luar negeri, meski bahan tersebut berpotensi menjadi bahan baku bom nuklir. Data terbaru IAEA menyebutkan, Iran kini memiliki stok uranium yang diperkaya hingga 60% sebanyak 408,6 kilogram—naik signifikan dari laporan sebelumnya dan jauh melampaui batas yang diizinkan dalam kesepakatan nuklir 2015.
Khamenei: “AS Tidak Bisa Berbuat Apa-apa”
Dalam pidatonya, Khamenei juga menyindir keras tekanan Washington. “Para pemimpin Amerika yang kasar dan arogan berulang kali menuntut agar kami tidak memiliki program nuklir. Siapa Anda yang memutuskan apakah Iran harus memiliki pengayaan?” katanya. Ia menegaskan, “Respons kami jelas: mereka tidak bisa berbuat apa-apa soal ini.”
Sikap Iran: Nuklir untuk Tujuan Damai
Meski Barat menuduh Iran berupaya membuat senjata nuklir, Teheran bersikeras bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai dan penguasaan teknologi. Namun, akumulasi uranium yang diperkaya hingga 60% dan penolakan kompromi membuat kekhawatiran internasional soal potensi proliferasi nuklir kian meningkat.
Informasi ini telah diverifikasi dari berbagai sumber kredibel seperti Iran International, dan laporan resmi IAEA. Seluruh data dan kutipan sesuai dengan perkembangan terbaru negosiasi nuklir Iran-AS, serta konsisten dengan laporan media internasional dan lembaga pemantau nuklir dunia.(UA/Red)