BerandaBeritaKeberadaan Pos Penjagaan di Pesisir Paseban Masih Misterius

Keberadaan Pos Penjagaan di Pesisir Paseban Masih Misterius

- Advertisement -spot_img

Jember, Pelitaonline.co-Persoalan Penambangan Pasir Besi di wilayah Pantai Paseban desa Paseban Kecamatan Kencong Kabupaten Jember, seakan menjadi polemik rutin setiap lima tahun sekali. Hal itu diduga karena tidak ada titik temu antara perusahaan PT. Agrita Dwi Sejahtera dengan Masyarakat Desa Paseban

Seperti kejadian baru-baru ini, ribuan warga Paseban mengadakan Aksi penolakan, aksi ini di picu dengan beredarnya foto viral di media sosial, surat pemberitahuan kepada Muspika Kencong perihal rencana akan dimulainya penambangan oleh PT Agtika Dwi sejahtera dan munculnya bangunan yang menyerupai pos jaga di Wilayah pesisir Kedung garinden.

Tak pelak, keberadaan bangunan misterius menyerupai pos jaga, itu akhirnya menyulut kemarahan warga, warga beramai ramai membongkar paksa dan mengevakuasi bangunan ke Balai desa setempat. Namun hingga kini bangunan yang terbuat dari bahan baja ringan tersebut belum ada pihak-pihak yang mengaku sebagai si empunya.

Menyikapi hal ini, Pembina Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan (Ampel) Desa Paseban Kecamatan Kencong Kabupaten Jember, Lasidi Agung Santosa meminta kepada pemilik bangunan mirip pos penjagaan, agar segera datang ke kantor desa untuk mengambil bangunan dan memberikan penjelasan kepada warga.

“Datanglah dan ambilah, ditunggu itikad baiknya, sampai saat ini barang tersebut masih utuh dan tidak rusak, saya pikir pastinya pihak kepolisian sudah mengantongi informasi kepemilikan bangunan itu milik siapa, sementara pihak warga dan Pemerintah Desa hanya berwenang mengevakuasi saja.” Kata Mantan Kepala Desa Paseban yang baru saja habis masa jabatannya ditemui di rumahnya.

Sementara Kapolsek Kencong Ajun Komisaris Polisi (AKP) Adri Santoso.SH saat di konfirmasi media ini melalui sambungan telepon selulernya, apakah pihak Kepolisian (Polsek Kencong) sudah mencari tahu atau melakukan Penyelidikan terkait kepemilikan bangunan yang menyerupai Pos penjagaan mengatakan, tidak tahu dengan logat jawa

” Ngak weroh, ora ngerti takon pak tinggi dewe wes. Upayane, yo masyarakat ben tenang ben ojo griduh (tidak tahu, tidak mengerti tanya kepala desa sendiri sudah, upaya ya masyarakat biar tenang, biar tidak ribut ; Red bahasa Jawa),” Tandasnya mengakhiri (Rir/Yud)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

#TRENDING TOPIC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini