BerandaBeritaDibalik Viralnya Framming Pemberitaan Kadis Kemendikbud Bondowoso Menyanyi Dangdutan

Dibalik Viralnya Framming Pemberitaan Kadis Kemendikbud Bondowoso Menyanyi Dangdutan

- Advertisement -spot_img

BONDOWOSO, Pelitaonline.co – Menanggapi viralnya pemberitaan media online terkait Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Bondowoso yang sedang benyanyi lagu dangdut bersama seorang guru, setelah dikonfirmasi pada yang bersangkutan,  teryata viralnya pemberitaan tersebut merupakan framming media untuk menyudutkannya. Fakta sebenarnya tidaklah demikian.

Kronologinya, menurut Kadispenbud Sugiono Eksanto bahwa, ia bernyanyi bersama salah seorang guru lantaran dipaksa menyanyi  bersama untuk mengisi masa istirahat usai acara rapat dengan beberapa dewan guru dan pengawas serta staf Kemendikbud, di aula SMP Negeri 05 kabupaten Bondowoso.

Ia tak bisa menolaknya. Dan apa salahnya, jika ia menghibur mereka yang sudah penat usai mengikuti rapat.

“Kejadian tersebut memang saya bernyanyi lagu dangdut, tetapi perlu diketahui bahwa hal itu terjadi setelah selesai acara rapat dalam kerangka acara pembinaan dan sosialisasi program pendidikan, yang akan kita terapkan dilingkungan pendidikan kabupaten Bondowoso,” ungkapnya.

Sugiono mengisahkan bahwa  pada waktu ia menyampaikan pemaparan program pada acara rapat kerja  tersebut, cukup lama sekitar satu setengah jam.

“Saya menyampaikan visi misi pendidikan kedepan , terutama dalam program mensukseskan visi misi Bupati untuk membumikan Al Qur’an di kabupaten Bondowoso tercinta ini,” terangnya.

Karena rapat program ini sangat penting, sehingga memakan waktu cukup lama dan melelahkan. “Yang mana peran serta tenaga pendidik dan anak didik sangat perlu dioptimalkan dalam program ini,” tutur dia.

Usai rapat yang melelahkan tersebut, Sugiono pun diminta menghibur dewan guru yang hadir di Aula tersebut. “Nah setelah selesai acara saya diminta oleh  sahabat sahabat dewan guru yang hadir dalam rapat tersebut untuk bernyanyi,” jelasnya.

Kebetulan pihak panitia menyediakan alat musik elexctone untuk mengiringi paduan suara menyanyikan lagu Indonesia raya. Awalnya Sugiono tidak mau diajak menyanyi. Tetap karena didesak, akhirnya ia mengikuti keinginan peserta rapat.

“Setelah saya didesak oleh temen temen guru, saya ikuti keinginan mereka karena pikir saya untuk menghibur dan menghilangkan kejenuhan setelah beraktifitas, mengikuti pemaparan plening program yang saya sampaikan cukup lama itu,” kisahnya.

Kemudian, Sugiono pun menyanyi bersama seorang guru seperti di video yang sudah banyak beredar. Bahkan situasi ruangan tetap dalam kondisi menjaga prokes yang ketat.

“Saya bernyanyi dan perlu diketahui bahwa dalam acara rapat tersebut, sangat mematuhi aturan protokol kesehatan sesuai juknis prokes covid 19” jelas dia.

Sugiono menambahkan, prokes dalam rapat itu bisa dinilai dari jumlah peserta yang hadir dibatasi dan  jaraknya 3 meter-an telah dilaksanakan.

“Saya sendiri pun juga memakai masker.  Tapi karena saya pada saat itu bernyanyi, ya, saya tarik kebawah sedikit. Nah, kan gak logis kalau saya bernyanyi tapi mulutnya ditutupi masker. Iintonasi suaranya, kan gak enak?”tambahnya.

Selain itu, dalam bernyanyinya dia tetap menjaga  norma dan kesopanan sesuai adat istiadat etika masyarakat ketimuran. Tidak jingkrak-jingkrak menaiki meja, atau tak senonoh lainnya.

“Mas…mohon maaf, saya tidak menaiki meja atau sebagainya. Saya tidak ada tujuan yang macem macem,” tuturnya dengan nada sedih  lantaran videonya telah di framming sedemikian rupa.

Jadi hematnya, ia cuma berniat untuk menghibur dan membuat hati para dewan guru yang mungkin selama masa pandemi ini mereka stres dan  frustasi dengan keadaan dan pekerjaan.

“Supaya mereka juga bisa merasakan refreshing dan gembira yang tidak mahal harganya ini,” katanya.

Disamping itu, Sugiono juga ingin menjalin kebersamaan, persaudaraan, keakraban, dengan semua lapisan, baik dari paling bawah sampai yang atas dilingkungan pendidikan kabupaten Bondowoso ini.

“Biar tidak terkesan ada garis pemisah antara atasan dan bawahan. yang tentunya sikap itu sesuai dengan situasi dan kondisi,” pungkasnya.

Sementara itu, Zainal Abidin, SE, tokoh Jejaring Pemuda Milenial Kabupaten Bondowoso, menilai, bahwa viral video menyanyinya Kadispenbud usai acara rapat tersebut, tidak ada pelanggran moral agama dan budaya.

Alasannya kata dia, karena melihat dari keperibadian Sugiono Eksanto  yang sangat baik.”Setiap manusia punya hak untuk mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan. Terlepas mereka itu ada seorang vigur atau ASN. Terpenting bagi mereka adalah harus memahami dan mengerti jangan sampai melewati batas apalagi melanggar norma,” terang Zainal.

Karena itulah, lanjut dia, semuanya dikembalikan kepada diri manusianya masing masing. “ASN itu juga manusia. Sama seperti kita yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang.  Hal semacam itu manusiawi,” lanjutnya.

Selain itu, tambah Alumni PMII UNMUH Jember ini, bahwa terkait adat budaya yang ada di negara Indonesia seharusnya kita bangga karena kita kaya akan budaya.

“Termasuk lagu irama dangdut merupakan maha karya anak bangsa. Siapa lagi yang akan melestarikan dan menjaganya kalau bukan bangsa kita,” pungkasnya. (Ful/Yud)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

#TRENDING TOPIC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini