BerandaBeritaBelum Ambil Uang Covid-19 400 Miliar, Bupati Hendy: Tunggu Hasil Audit BPK

Belum Ambil Uang Covid-19 400 Miliar, Bupati Hendy: Tunggu Hasil Audit BPK

- Advertisement -spot_img

JEMBER, Pelitaonline.co – Bupati Hendy mengaku belum berani mengambil anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp 400 miliar untuk Kabupaten Jember. Sebab, sampai saat ini Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) masih melakukan audit terhadap anggaran tersebut. Sehingga, program bantuan ini dianggapnya berisiko.

Bupati Jember, H. Hendy Siswanto saat keluar dari ruang kerjanya mengatakan, bahwa sejauh ini pengelolaan dana penanganan virus Corona Jember memang masih diaudit atau diperiksa oleh BPK-RI. Kendati demikian, Pemerintah Kabupaten Jember tengah berupaya menggenjot pencairan dana tersebut untuk bisa membiayai kegiatan operasional.

“(Untuk dana penanganan Covid-19 dan dampaknya, red) sedang diperiksa oleh BPK, belum selesai sampai sekarang. Dan, kita berencana  mencairkannya, untuk biaya operasional,” ujarnya kepada awak media, pada Selasa (23/3/2021).

Pengusaha Sevendream dan Rien Collection ini menambahkan, bahwa sekitar 3 (tiga) bulan terakhir ini anggaran tersebut belum pernah digunakan. Hal itu jelas dikarenakan adanya pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh BPK.

“Belum pernah gunakan dana Covid. Untuk operasional sama sekali. Mulai Januari, Febuari sampai sekarang, wes nyeleh samean ae duwite, gak onok mas, serius iki (Sudah pinjam kamu dulu uangnya, gak ada mas, serius ini: red),” imbuhnya.

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa dana penanganan pandemi Covid-19 milik Kabupaten Jember masih tersisa. Bahkan, terbilang masih banyak. Namun, anggaran dana tersebut tidak bisa diambil atau dicairkan.”Buanyak mas, tapi masih di audit. Jadi kita nggak mau sentuh itu, kalau kita sentuh kita masuk undang-undang pisan,” tegasnya.

Oleh karena itu, Bupati Hendy pun memastikan bahwa dana Covid-19 Kabupaten Jember akan segera dapat kembali digunakan. Namun, perlu menunggu beberapa waktu setelah proses audit selesai. “Tunggu audit kelar, baru kita pakai. Tapi taman-teman akan berusaha untuk cari aturan supaya dana itu bisa dicairkan untuk (biaya) operasional, untuk makan, BBM, (tunjangan) transport. Gak mau beli apa-apa,” pungkasnya. (Awi/Yud)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

#TRENDING TOPIC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini