BANYUWANGI, Pelitaonline.co– Mungkin aneh terdengar di telinga bagi sebagian orang kata “Dukun”. Di Banyuwangi ada Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) Indonesia yang akan resmi bersiap mendaftarkan sebagai sebuah organisasi kepada Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) RI.
Ketua Umum Perdunu Indonesia, Abdul Fatah Hasan menjelaskan bahwa seluruh pengurus berkeinginan untuk segera mendaftar sebagai sebuah organisasi yang di akui negara. Selain untuk hanya sekedar menjaga eksistensi, ini dilakukan untuk edukasi para pelaku supranatural.
“Tujuannya adalah edukasi kepada masyarakat maupun kepada pelaku-pelaku spiritual, pelaku dukun dan perdukunan. Jadi intinya edukasi, dalam bentuk apa, ya kita lihat nanti momennya apa,” kata Gus Abdul Fatah Kamis (11/2/2021)
Sementara itu, terkait nama ‘dukun’ dalam Perdunu yang dinilai dapat menimbulkan image negatif, katanya, masih akan dilakukan kajian-kajian yang mendalam serta mencari referensi.
“Untuk penggunaan kata dukun sementara masih akan kita gunakan. Dan akan kita lakukan kajian-kajian terkait nama itu. Ketika nanti sudah kami simpulkan, kami akan mendaftar di Kemenkumham dan akan menyampaikan kepastian dari nama Perdunu dan Kepanjangannya,” papar Gus Fatah.
Sementara itu Pemerintah Kabupaten Banyuwangi meminta nama Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) yang telah melakukan deklarasi pada 3 Februari lalu untuk diganti. Sebab, kata “dukun” dinilai dapat menimbulkan image atau konotasi negatif untuk kelanjutan pembangunan.
Usulan pergantian nama “dukun” itu dicetuskan dalam pertemuan antara perwakilan Perdunu, MUI Banyuwangi, Dewan Kesenian Blambangan (DKB), Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), dan sejumlah tokoh di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). (Rmi)
