TEKNOLOGI – Jakarta, 8 Juni 2025. Pemasangan layanan internet satelit Starlink di kompleks Gedung Putih memicu kekhawatiran serius di kalangan pakar keamanan nasional dan anggota Kongres Amerika Serikat. Langkah ini, yang dilakukan sejak Maret 2025 sebagai bagian dari upaya efisiensi anggaran, dinilai membuka celah baru bagi potensi serangan siber di pusat pemerintahan AS.
Pakar Keamanan: “Risiko Serangan Meningkat”
Jake Williams, mantan peretas NSA yang kini menjabat Vice President R&D di Hunter Strategy, menegaskan bahwa kehadiran Starlink di Gedung Putih “menambah titik serang baru” yang sebelumnya tidak ada. “Mengapa harus mengambil risiko ini?” katanya kepada The New York Times. Ia juga menyoroti kemungkinan bypass terhadap kontrol keamanan yang sudah diterapkan oleh White House Communications Agency (WHCA).
Waldo Jaquith, mantan pejabat pengadaan telekomunikasi federal, bahkan menyebut pemasangan ini sebagai “paparan keamanan yang sangat buruk” di platform BlueSky. Ia menilai tidak ada alasan mendesak yang membenarkan pemasangan Starlink di lingkungan seketat Gedung Putih.
Insiden Keamanan Saat Instalasi
Polemik makin memanas ketika Christopher Stanley, karyawan SpaceX sekaligus bagian dari tim efisiensi pemerintahan Elon Musk, memicu alarm keamanan saat mengakses atap Eisenhower Executive Office Building. Meski Secret Service sudah memberi izin, waktu pemasangan ternyata belum disepakati bersama.
Alih-alih memasang terminal langsung di Gedung Putih, sistem Starlink ini diarahkan ke pusat data pemerintah yang berjarak beberapa mil, lalu sinyalnya diteruskan lewat kabel fiber optik. Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa pemasangan Starlink bertujuan “memperbaiki konektivitas WiFi” di area yang selama ini lemah sinyal.
Pengawasan Kongres Meningkat
Kekhawatiran soal konflik kepentingan juga mencuat. Dua anggota Kongres dari Partai Demokrat, Gerry Connolly dan Shontel Brown, mengirim surat resmi ke Gedung Putih pada April, meminta penjelasan dan dokumen terkait pemasangan Starlink. Mereka menyoroti posisi Elon Musk sebagai penerima kontrak federal sekaligus penasihat pemerintah sebagai “konflik kepentingan yang jelas dan mengkhawatirkan”.
Senator Elizabeth Warren turut mendesak investigasi atas potensi korupsi terkait proyek Starlink. “Bahkan informasi tidak rahasia yang dibagikan lewat WiFi Gedung Putih sangat penting bagi keamanan nasional,” tegas mereka.
Jake Williams menambahkan kepada Wired, “Instalasi seperti ini sangat langka di lingkungan federal yang sangat aman. Saya belum pernah mendengar yang seperti ini sebelumnya.”
Liputan ini telah diverifikasi berdasarkan laporan dari The New York Times, Wired, Reuters, dan sumber resmi Gedung Putih. Seluruh fakta yang disajikan telah dikonfirmasi kebenarannya dan disusun ulang agar lebih mudah dipahami pembaca Indonesia.(UA/Red)