JEMBER, Pelitaonline.co – Piala sepakbola putri bergengsi “Pertiwi” 2022 yang digelar Asprov Jatim, rupanya gagal diikuti tim Jember. Pasalnya, Persid Jember masih punya hutang bayar denda, tentang ulah Vandelisme supporter Persid di tahun lalu, saat melawan PSIL Lumajang.
Diketahui bahwa Persid didenda Rp 50 juta. Namun baru mencicil Rp 5 juta. Sehingga masih ada tanggungan Rp 45 juta. Karena Persid belum melunasi, dampaknya tim sepakbola putri yang jadi tumbalnya.
“Kami dikeluarkan dari grup, saat drawing berlangsung. Tim sepakbola putri Jember dilarang ikut tanding, karena belum melunasi denda vandalisme,” ungkap orang dalam tim sepakbola Putri Jember, yang namanya minta dirahasiakan.
Mendapat informasi demikian, Pelitaonline.co pun mencoba meminta komentar kritikus Bupati Hendy, Rully Efendi. Sontak saja, Rully geram mendengar informasi demikian. “Harusnya Hendy (Bupati) malu, tidak mampu menyelesaikan masalah begini,” kritiknya.
Bagi Rully, ada empat fakta yang harusnya Hendy ikut bertanggungjawab. Pertama dia punya beban moril sebagai Bupati Jember. “Sedangkan Persid, merepresentasikan tim sepakbolanya warga Jember,” tuturnya.
Fakta Kedua kata Rully, sejak Hendy jadi Bupati Jember, dia mengambil alih kepemilikan klub Persid menjadi miliknya. “Yayasannya sudah diganti nama : Wes Wayahe Jember Bangkit. Kenapa giliran wes Wayahe bayar denda, tak ada Hendy di sana?,” sindirnya.
Masih kata Rully, manajer Persid Jember tak lain keponakan Hendy. Namanya dokter Rezky Pratama Hermansyah. Sedangkan fakta keempat, Ketua Askab PSSI Jember, menantu Hendy yang diketahui bernama Tri Sandi.
“Pengurus elit bola sudah diborong keluarganya. Kenapa masih nunggak bayar denda?,” herannya.
Berbeda dengan perhatian Hendy di PKK Jember, organisasi yang dipimpin istrinya. Belum setahun jadi Bupati Jember, Hendy langsung membelikan dua unit mobil baru senilai sekitar Rp 1,4 miliar. Meski belanja mobil PKK diduga kuat ada aroma penyimpangan
“Sangat jomplang perhatian untuk sepakbola. Kalau bicara tentang isu keperempuanan, tim sepakbola putri ini lebih konkrit. Tak kalah konkrit dengan PKK,” pungkasnya. (MAM)