Prambanan Bersholawat: Kontroversi Gus Miftah di Situs Hindu
Pada Mei 2025, kontroversi Gus Miftah kembali mencuat karena acara “Prambanan Bersholawat” yang dijadwalkan digelar di kawasan Candi Hindu. Poster acara yang menampilkan wajahnya viral di X, dianggar oleh akun
@GlHindu
, memicu perdebatan sengit. Banyak yang mempertanyakan kesesuaian mengadakan pengajian Islam di situs bersejarah umat Hindu.
Warganet dari kalangan Hindu merasa acara ini kurang sensitif terhadap nilai historis dan spiritual Candi Prambanan. Di sisi lain, pendukung Gus Miftah menyebut acara ini sebagai bentuk toleransi antaragama. Pengelola acara akhirnya bahwa acara itu bertanya. Namun, kontroversi Gus Miftah ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi lintas agama.
Gus Miftah sendiri dikenal sering berdakwah di tempat nonkonvensional, seperti gereja hingga kelab malam. Ia beralasan ingin menjangkau masyarakat yang sulit terpapar kajian agama. Meski niatnya mulia, pendekatan ini kerap memicu pro dan kontra.
Dugaan Penganiayaan di Ponpes Ora Aji: Puncak Kontroversi Gus Miftah
Polemik terbesar yang melibatkan kontroversi Gus Miftah terjadi pada Mei 2025. Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, yang diasuhnya, terseret kasus dugaan penganiayaan terhadap santri berinisial KDR. Menurut laporan, KDR mengalami kekerasan fisik, termasuk dipukul dengan selang dan disetrum, atas tuduhan mencuri Rp700.000. Sebanyak 13 santri dan pengurus pesantren dilaporkan ke polisi.
- Kronologi: Kasus bermula pada Februari 2025, ketika KDR diduga disekap dan dipaksa mengakui perbuatan yang dituduhkan.
- Bantahan: Pihak pesantren menyebut tindakan itu spontan dan tidak melibatkan Gus Miftah langsung, yang saat itu sedang umrah.
Gus Miftah menyampaikan permintaan maaf melalui kuasa hukumnya, Adi Susanto. Ia menyebut insiden itu sebagai musibah dan mengaku terpukul. Namun, publik tetap mempertanyakan tanggung jawabnya sebagai pengasuh pesantren. Kasus ini menjadi sorotan karena menambah daftar panjang kontroversi Gus Miftah yang seolah tak pernah usai.
Kontroversi Gus Miftah dan Politik: Dukungan yang Menuai Kritik
Selain isu sosial dan agama, kontroversi Gus Miftah juga menyentuh ranah politik. Pada 2024, ia sempat dikaitkan dengan dukungan politik untuk paslon tertentu. Sebuah video menunjukkan Gus Miftah memberikan uang kepada warga, yang dianggap sebagai upaya “membeli suara”. Warganet di X mengecam tindakan ini, menyebutnya pelanggaran pemilu.
Tak hanya itu, pada Desember 2024, Gus Miftah mengundurkan diri sebagai Utusan Khusus Presiden setelah hanya menjabat dua bulan. Pengunduran diri ini dipicu oleh video lama yang viral, di mana ia dianggap menghina tokoh politik tertentu. Meski ia membantah tudingan tersebut, tekanan publik membuatnya mundur.
Respons Publik dan Dampak Kontroversi Gus Miftah
Kontroversi Gus Miftah selalu memicu reaksi beragam. Di satu sisi, pendukungnya memuji pendekatan dakwahnya yang inklusif dan dekat dengan masyarakat. Mereka menilai Gus Miftah sering disalahpahami karena gaya komunikasinya yang apa adanya. Video di mana ia membantu jamaah atau pedagang kecil sering mendapat pujian di media sosial.