Indonesia Kecam Keras Israel Cegat Kapal Madleen, Menlu Sugiono Sebut Langgar Hukum Internasional

Cak Ulil

June 10, 2025

4
Min Read
Kapal Madleen Freedom Flotilla yang ditangkap Zionis Israel. (Istimewa/X/yousef_k1)
Kapal Madleen Freedom Flotilla yang ditangkap Zionis Israel. (Istimewa/X/yousef_k1)

PERISTIWAJakarta, 10 Juni 2025. Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono mengecam keras tindakan militer Israel yang mencegat kapal bantuan kemanusiaan Madleen di perairan internasional pada Senin (9/6/2025) dini hari. Pencegatan ini terjadi saat kapal yang membawa 12 aktivis internasional sedang menuju Jalur Gaza untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina yang mengalami krisis pangan akut.

Kronologi Pencegatan Kapal Madleen

Kapal Madleen yang dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition berangkat dari Catania, Sisilia, Italia pada 1 Juni 2025. Vessel berbendera Inggris sepanjang 18 meter ini membawa berbagai bantuan darurat termasuk susu formula bayi, 100 kg tepung, 250 kg beras, popok, kit medis, dan prostesis untuk anak-anak.

Pada dini hari Senin, sekitar pukul 03.00 waktu setempat, drone Israel mengelilingi kapal dan menyemprotkan zat putih seperti cat sebelum komando Israel naik ke kapal. Saat pencegatan, Madleen berada sekitar 100 mil laut (185 km) dari Gaza di perairan internasional. Pasukan Shayetet 13 Angkatan Laut Israel kemudian menyita kapal dan membawanya ke Pelabuhan Ashdod.

Di antara 12 penumpang kapal terdapat tokoh-tokoh terkenal seperti aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, anggota Parlemen Eropa Prancis Rima Hassan, dan jurnalis Al Jazeera Omar Faiad. Penumpang lainnya berasal dari Brasil, Jerman, Prancis, Belanda, Spanyol, dan Turki.

Baca Juga :  Gelar Bimtek Bawas eks PNPM, Ini Pesan Bupati Jember
Rute Kapal Madleen
Rute Kapal Madleen

Respons Tegas Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono

Menlu Sugiono menyatakan kecaman keras melalui platform media sosial X pada Selasa (10/6/2025). “Saya mengecam keras intersepsi kapal Madleen oleh Israel di perairan internasional saat mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Tindakan yang sekali lagi menunjukkan ketidakpedulian Israel terhadap hukum internasional dan menjadi pukulan berat bagi penderitaan rakyat Gaza,” tegas Sugiono.

Menlu Indonesia juga menekankan bahwa blokade Israel baik di darat maupun laut merupakan bentuk hukuman kolektif yang memperburuk risiko kelaparan massal di Gaza. Sesuai hukum internasional dan perintah Mahkamah Internasional (ICJ), Israel berkewajiban memastikan bantuan kemanusiaan tersalur secara berkelanjutan tanpa hambatan serta menjamin keselamatan pekerja kemanusiaan.

Sugiono mengapresiasi upaya internasional membuka koridor maritim namun menegaskan bahwa akses bantuan melalui jalur darat tetap menjadi kebutuhan paling mendesak. Dia berjanji akan menyuarakan kembali pembukaan semua jalur bantuan ke Gaza dalam KTT Palestina mendatang di New York.

Baca Juga :  Agar Tetap Kondusif, Kapolres Situbondo Pimpin Langsung Pemakaman Standar Covid-19

Reaksi Internasional

Turki mengutuk tindakan Israel sebagai “pelanggaran jelas terhadap hukum internasional” dan menyebut Israel sebagai negara teroris. Spanyol memanggil chargé d’affaires Israel di Madrid untuk membahas pencegatan kapal Madleen. Partai Left Unbowed di Prancis juga mengkarakterisasi intersepsi kapal sebagai pelanggaran hukum internasional yang jelas.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz menyatakan telah menginstruksikan militer untuk menghentikan kapal dan memerintahkan kru kapal ditayangkan film propaganda tentang serangan Hamas 7 Oktober. Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi operasi tersebut dan menyatakan bantuan kapal akan disalurkan ke Gaza melalui saluran kemanusiaan yang sah.

Kondisi Humaniter Gaza dan Blokade Israel

Sejak konflik Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, tindakan militer Israel telah menewaskan setidaknya 54.880 warga Palestina dan melukai 126.227 orang menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Israel memberlakukan blokade ketat sejak 2 Maret yang mengakibatkan kelaparan massal, meskipun blokade sedikit dilonggarkan bulan lalu.

Sebagian besar pemerintah dunia mengklasifikasikan blokade Gaza oleh Israel sebagai ilegal. Menurut hukum internasional, negara dan kekuatan militer mereka hanya memiliki hak kedaulatan atas perairan teritorial, bukan perairan internasional.

Latar Belakang Freedom Flotilla dan Misi Kemanusiaan

Kapal Madleen dinamai sesuai nama Madleen Kulab, nelayan perempuan pertama di Gaza yang kini berusia 30 tahun. Koalisi Freedom Flotilla telah melakukan beberapa misi serupa sebelumnya, termasuk insiden pada 2 Mei 2025 ketika kapal Conscience diserang proyektil di perairan internasional lepas Malta.

Baca Juga :  Gaya Hidup Minimalis di Indonesia: Tren atau Kebutuhan di 2025?

Aktivis Jerman Yasemin Acar yang berada di kapal menyatakan partisipasinya dalam misi karena pemerintah Berlin terus mendukung tindakan yang dianggap genosida Israel terhadap Palestina. “Kami berada di sini karena pemerintah kami tidak melakukan ini. Kami berada di sini karena pemerintah kami terus mendukung genosida ini, blokade ilegal di Gaza,” ungkapnya.

Upaya Diplomatik dan Masa Depan Bantuan Kemanusiaan

Indonesia konsisten menyuarakan pentingnya akses bantuan kemanusiaan ke Gaza di berbagai forum internasional. Sugiono menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mendorong komunitas internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, mengambil tindakan tegas melindungi warga sipil dan mengakhiri blokade.

Pencegatan kapal Madleen menambah deretan kontroversi internasional seputar blokade Gaza dan upaya penyaluran bantuan kemanusiaan. Sementara Israel mempertahankan kebijakan keamanannya, komunitas internasional semakin vokal mengutuk pembatasan akses bantuan yang memperparah krisis kemanusiaan di Gaza.(UA/Red)

Bantu Ikuti Saluran : WhatsApp Kami

Dan Bantu Ikuti : Google News Kami

Related Post

 

×