TEKNOLOGI – Jakarta, 10 Juni 2025. ChatGPT mengalami gangguan teknis besar-besaran pada Selasa, 10 Juni 2025, yang mengakibatkan jutaan pengguna di seluruh dunia tidak dapat mengakses layanan chatbot AI populer tersebut selama beberapa jam. Berdasarkan laporan dari berbagai sumber terpercaya, gangguan ini tidak hanya mempengaruhi ChatGPT tetapi juga meluas ke layanan Sora dan API developer OpenAI. Puncak gangguan terjadi pada jam kerja ketika permintaan pengguna sedang tinggi, dengan lebih dari 1.400 laporan gangguan tercatat di Inggris dan lebih dari 1.000 laporan di Amerika Serikat. Incident ini menandai episode terbaru dalam serangkaian gangguan layanan yang dialami OpenAI sepanjang tahun 2025, menyoroti tantangan infrastruktur dalam menghadapi lonjakan permintaan pengguna yang terus meningkat.
Kronologi dan Dampak Gangguan Layanan
Gangguan ChatGPT mulai terdeteksi sekitar pukul 09.00 GMT, dengan situs pelacak gangguan Downdetector mencatat lonjakan tajam laporan masalah dari pengguna. Di India, lebih dari 600 pengguna melaporkan kendala akses, dengan 82% diantaranya mengalami masalah pada fungsi inti ChatGPT. Pengguna yang mencoba mengakses layanan mendapati pesan error seperti “A network error occurred. Please check your connection and try again” atau “Hmm.. something seems to have gone wrong”.
Karakteristik gangguan ini menunjukkan pola yang konsisten di berbagai platform dan wilayah geografis. Baik pengguna gratis maupun pelanggan berbayar ChatGPT Plus yang membayar $20 per bulan mengalami dampak yang sama, menunjukkan bahwa masalah teknis ini mempengaruhi seluruh infrastruktur layanan. Gangguan tidak terbatas pada versi web saja, tetapi juga mempengaruhi aplikasi mobile dengan tingkat error yang serupa di berbagai perangkat.
Gangguan ini memicu gelombang posting di platform X (sebelumnya Twitter), dengan pengguna membagikan screenshot pesan error dan mengekspresikan frustrasi atas ketergantungan mereka pada alat AI tersebut. Salah satu pengguna berkomentar, “Is chatgpt down? My productivity just dropped to zero!” sementara yang lain menulis, “ChatGPT is down how will I answer if someone asks me my name”. Trending hashtag #ChatGPTDown menjadi bukti seberapa luas dampak gangguan ini terhadap rutinitas digital pengguna global.
Reaksi media sosial ini menggambarkan tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap layanan AI dalam aktivitas sehari-hari, mulai dari pekerjaan profesional hingga tugas-tugas sederhana. Banyak pengguna yang mengaku tidak dapat melanjutkan pekerjaan mereka tanpa bantuan ChatGPT, mencerminkan bagaimana alat AI telah menjadi bagian integral dari produktivitas modern.
Tanggapan dan Upaya Pemulihan OpenAI
OpenAI mengakui masalah tersebut melalui halaman status resmi mereka, menyatakan “Some users are experiencing elevated error rates and latency across the listed services. We are investigating”. Perusahaan kemudian memberikan update bahwa mereka telah “identified the root cause of the issue” dan sedang “working on implementing a mitigation” sekitar pukul 14.00 WIB.
Meskipun OpenAI bergerak cepat dalam mengidentifikasi akar masalah, perusahaan tidak memberikan timeline spesifik untuk pemulihan penuh layanan. Pada update terakhir, OpenAI menyatakan bahwa “Full recovery across all listed services may take another few hours,” menunjukkan kompleksitas masalah teknis yang dihadapi. Kurangnya transparansi mengenai penyebab spesifik gangguan ini meninggalkan pengguna dalam ketidakpastian mengenai stabilitas layanan ke depannya.
Selain ChatGPT, gangguan ini juga mempengaruhi Sora, alat generasi video berbasis AI milik OpenAI, serta API yang digunakan developer untuk mengintegrasikan teknologi AI ke dalam aplikasi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa masalah tersebut berakar pada infrastruktur inti OpenAI, bukan hanya pada satu layanan spesifik. Developer dan perusahaan yang bergantung pada API OpenAI juga mengalami gangguan dalam operasional mereka, memperluas dampak ekonomi dari incident ini.
Pola Gangguan OpenAI Berulang Sepanjang 2025
Gangguan pada 10 Juni 2025 ini menandai episode terbaru dalam serangkaian masalah teknis yang dialami ChatGPT sepanjang tahun ini. Pada Januari 2025, gangguan global serupa meninggalkan jutaan pengguna tidak dapat mengakses platform selama beberapa jam, dengan sebagian besar pengguna menghadapi error “Bad Gateway”. Gangguan lebih lanjut terjadi pada Maret 2025, termasuk dua incident signifikan yang mempengaruhi generasi prompt dan menyebabkan tingkat error yang tinggi di berbagai model AI.
CEO OpenAI Sam Altman sebelumnya mengakui bahwa server ChatGPT berada di bawah “tekanan luar biasa” akibat lonjakan penggunaan, mencatat bahwa bahkan penambahan kata-kata sopan seperti “please” dan “thank you” dalam prompt mengonsumsi sumber daya komputasi. Perusahaan yang memproyeksikan akan mencapai satu miliar pengguna ChatGPT pada akhir 2025 menghadapi tantangan berulang dalam mempertahankan stabilitas layanan seiring dengan percepatan adopsi di pasar enterprise dan konsumen.
Tantangan Infrastruktur dan Kapasitas
Pola gangguan berulang ini menggarisbawahi tantangan teknis yang dihadapi OpenAI dalam menskalakan infrastruktur mereka. Dengan pertumbuhan pengguna aktif mingguan yang mencapai 400 juta pada Februari 2025, naik dari 300 juta pada Desember sebelumnya, tekanan pada sistem backend semakin intensif. Pertumbuhan eksponensial ini, meskipun menunjukkan kesuksesan komersial, juga mengekspos kerentanan dalam arsitektur sistem yang perlu ditangani secara komprehensif.
Gangguan ChatGPT pada hari kerja menunjukkan seberapa dalam integrasi alat AI dalam ekosistem bisnis modern. Dengan lebih dari 2 juta pengguna bisnis berbayar, gangguan ini tidak hanya mempengaruhi produktivitas individual tetapi juga operasional perusahaan yang bergantung pada AI untuk customer service, content creation, dan automasi proses bisnis. Dampak ekonomi dari downtime ini sulit diukur secara tepat, namun mengingat skala penggunaan global, kerugian produktivitas kemungkinan mencapai jutaan dolar.
Incident ini juga menyoroti risiko ketergantungan berlebihan pada satu platform AI. Banyak organisasi yang telah mengintegrasikan ChatGPT ke dalam workflow kritis mereka tanpa memiliki backup plan yang memadai. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting tentang diversifikasi vendor AI dan strategi business continuity dalam era ketergantungan teknologi yang tinggi.
Persaingan dan Alternatif Pasar
Gangguan berulang OpenAI terjadi di tengah intensifnya persaingan dalam ruang generative AI, terutama dengan munculnya DeepSeek dari China yang mengklaim dapat menandingi atau bahkan mengungguli rival AI Barat dengan biaya yang jauh lebih rendah. Ketidakstabilan layanan ChatGPT dapat mendorong pengguna untuk mengeksplorasi alternatif lain, berpotensi mengikis dominasi pasar OpenAI dalam jangka panjang.
Gangguan global ChatGPT pada 10 Juni 2025 menggambarkan kompleksitas tantangan yang dihadapi dalam era AI mainstream. Meskipun OpenAI berhasil mengidentifikasi dan mengatasi masalah dalam waktu relatif cepat, pola gangguan berulang sepanjang 2025 menunjukkan perlunya investasi infrastruktur yang lebih substansial untuk mendukung pertumbuhan pengguna yang eksponensial. Incident ini berfungsi sebagai pengingat penting tentang kerentanan ketergantungan teknologi dan pentingnya strategi diversifikasi dalam ekosistem digital modern. Organisasi dan individu yang bergantung pada alat AI perlu mengembangkan rencana kontinjensi yang lebih robust untuk mengantisipasi gangguan serupa di masa depan, sementara penyedia layanan AI harus memprioritaskan stabilitas infrastruktur seiring dengan inovasi produk untuk mempertahankan kepercayaan pengguna dalam jangka panjang.(UA/Red)