JEMBER, Pelitaonline.co – Viral, berita soal anggaran Renovasi Pendopo Wahyawibawagraha mencapai Rp3,7 Miliyar, demi kemewahan bangunan, menuai respon dari kalangan publik. Sebab hal itu terkesan berlebihan.
Mengingat, saat ini masyarakat sedang dilanda paceklik akibat Pandemi Covid-19, justru Bupati Jember Hendy Siswanto menganggarkan renovasi rumah dinasnya. Dengan dalih sebagai rumah rakyat.
“Kami rasa, Bupati terlalu berlebih-lebihan menyampaikan ini,” ujar Ketua Fraksi PDI Perjuangan Edi Cahyo Purnomo saat di konfirmasi di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember, Senin (7/3/2022)
Menurutnya, renovasi rumah dinas itu tidaklah penting sebenarnya, karena di Kabupaten Jember angka kemiskinan masih tinggi. Alangkah baiknya anggaran untuk perbaikan Pendopo bukan prioritas utama seharusnya.
“Sebenarnya banyak kebutuhan yang harus diselesaikan. Seperti, kemiskinan masyarakat kita sebenarnya banyak mengalami penurunan ekonomi, fokus kesana aja sebenarnya,” Pria yang akrab disapa Cak Ipung ini
Selain itu, dari pada untuk renovasi Rumah Dinas dengan anggaran sebesar itu, akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk penurunan Stunting, atau mungkin pembenahan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Jangan sampai Pendopo Bupati mewah, jalannya baik, tapi masyarakatnya masih kekurangan makan, bingung cari pekerjaan,” kata Cal Ipung.
Dia menilai, Perbaikan Pendopo ini, sebenarnya hal yang kurang mendesak untuk dilakukan, karena hal itu sama saja, Bupati Jember ingin bangun gedung mewah, saat masyarakat sedang susah cari makan.
“Jangan hidup bermewah-mewah, (infrastruktur) jalannya bagus, padahal masyarakat kita masih bingung cari pekerjaan, apalagi buat cari makan saja susah,” terangnya
Sebelumnya, Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan bahwa Pendopo itu tempat agung kebanggaan masyarakat Kota Tembakau yang berjumlah 2,5 juta orang, sehingga harus dibangun dengan mewah.
“Pak Hendy, Bupati Jember ini senang barang yang mewah dan bagus, maka saya tidak akan memberi yang jelek, harus keren untuk masyarakat,” tutur pada , Sabtu (5/3/2022)
Hendy mengaku saat baru menjabat sebagai Bupati Jember, Kondisi Pendopo Wahyawibawagraha sangat tidak terawat, sehingga tidak pantas untuk rumah dinas.
“Sebelum saya masuk, pendopo rusak banyak yang bocor, malu. Pendopo kalau jelek, namanya direksi keet (kantor lapang), kandang ayam. Maaf ya,” ucapnya.
Seharusnya gedung pemerintah semacam rumah dinas Bupati harus megah dengan bangunan dan interior berkelas. Sebab, sering dikunjungi tamu birokrasi maupun masyarakat biasa.
“Mulai dari Menteri, gubernur datang ke Jember tidak ke hotel silakan tidur di pendopo. siapapun boleh pakai pendopo, tapi diatur waktunya. Mau latihan pencak, dlosoran karo aku oleh (telentang diperbolehkan oleh saya). Ayo diakui, apa sebelumnya boleh seperti itu? Artinya apa? Pendopo ini milik kita semua,” Tandas Hendy. (Awi/Yud)