
Data dari X juga menunjukkan video mobil terseret arus banjir di Nogosari viral, memperlihatkan betapa seriusnya situasi. Hal ini mengingatkan kita bahwa bencana alam kini tak hanya jadi berita, tetapi juga pengalaman yang dibagikan secara real-time oleh warga.
Hujan deras memang menjadi pemicu utama, tapi ada faktor lain yang memperparah banjir di Bantul. Drainase yang buruk, pembangunan di daerah resapan air, dan perubahan iklim menjadi sorotan. Embung Wukirsari yang penuh menandakan perlunya perawatan infrastruktur pengendali banjir. Slamet Santosa mengakui, “Kontur rendah dan hujan ekstrem jadi kombinasi sulit dihindari.”
Ke depan, tantangan besar bagi Bantul adalah meningkatkan sistem pengelolaan air dan edukasi masyarakat soal mitigasi bencana. Cuaca ekstrem diperkirakan masih berlangsung hingga April 2025, sesuai peringatan BPBD DIY yang menetapkan status siaga darurat hingga 8 April.
Meski banjir meninggalkan duka, semangat warga Bantul tak padam. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini menjadi berkah tersendiri. “Kami bersyukur semua selamat, sekarang tinggal bersih-bersih dan berharap hujan reda,” ujar seorang warga Bawuran kepada CNN Indonesia.
Banjir di Bantul, Yogyakarta, pada Maret 2025 ini adalah pengingat bahwa alam tak bisa diprediksi sepenuhnya. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan kesadaran kolektif untuk menghadapi tantangan serupa di masa depan. Semoga bantuan segera sampai dan banjir ini menjadi yang terakhir dalam waktu dekat. Warga Bantul pantas mendapat ketenangan setelah diterjang bencana yang tak terduga ini.
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News