BerandaBeritaAmpel dan GMNI Tempel Stiker Tolak Tambang di Rumah Warga

Ampel dan GMNI Tempel Stiker Tolak Tambang di Rumah Warga

- Advertisement -spot_img

Jember, Pelitaonline.co, Masyarakat Paseban Kecamatan Kencong yang tergabung dalam Ampel dan GMNI memasang stiker yang bertuliskan ‘KELUARGA BESAR TOLAK TAMBAK DAN TAMBANG PASIR BESI” Pada rumah-rumah warga,

Penempelan stiker ini sebagai simbol penolakan mayoritas masyarakat Paseban terhadap keinginan PT Agtika Dwi Sejahtera yang berkeinginan menambang pasir besi di tanah negara kawasan pesisir pantai Paseban.

Aksi tempel stiker ini merupakan kelanjutan dari aksi demo masyarakat Paseban yang terjadi pada hari Jumat (18/12/’20) kemarin. Seperti yang sudah dilansir media ini pada edisi sebelumnya.

Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jember, Dyno Suryandoni mengatakan, aksi pemasangan stiker ini merupakan kesepakatan antara pemerintah desa, masyarakat desa, Ampel dan GMNI.

” Tujuan pemasangan stiker, untuk mendata masyarakat, baik yang kontra atau yang pro, biar sama-sama tau.” Katanya, Senin (20/12/2020)

Diketahui Lanjut Dyno, selama ini GMNI selalu hadir dan mengawal setiap perkembangan yang terjadi dan berdampak terhadap ketidak kondusifan masyarakat.

“Kami mendampingi masyarakat Paseban yang resah, gelisah dan tidak tenang dengan adanya posko semi permanen, ada kecurigaan investor tambang mulai bermanuver dengan mempropagandakan bahwa sudah ada ijin dan lain sebagainya.” Tegasnya

Menurut Dyno, dari informasi yang dihimpun GMNI, bahwa masyarakat Paseban mayoritas menolak pertambangan, meskipun tidak menutup kemungkinan ada yang kontra/berseberangan dengan sikap masyarakat secara mayoritas.

“Sikap kami GMNI terhadap rencana ijin pertambangan, kita satu suara satu visi, baik dengan Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan (Ampel) dan Masyarakat, beserta pemerintah desa sepakat untuk tetap mempertahankan tanah kawasan pesisir dari segala bentuk aktifitas pertambangan sekaligus pertambakan.”ujarnya.

Dyno menyampaikan, alasan GMNI , masyarakat Paseban, AMPEL, dan perangkat desa yang saat ini tetap mempertahankan sikap menolak kehadiran pertambangan adalah terutama faktor lingkungan. Hadirnya tambang di manapun dan sampai kapanpun khususnya di desa Paseban akan berdampak buruk dan merugikan masyarakat.

” Artinya akan berdampak tidak ada jurang pemisah antara air laut dengan air tawar. Maka hal ini akan berdampak pada sektor pertanian, di mana 80 % masyarakat Paseban bergantung hidupnya pada sektor pertanian da mengancam ruang hidup masyarakat Paseban.” Ungkapnya.

Intinya Imbuh Dyno, GMNI akan terus melakukan penguatan kesadaran, sikap masyarakat yang tetap menolak keberadaan segala aktifitas bisnis tambang, harapannya masyarakat tidak terlena dan lalai.

” Kita ingin masyarakat tenang, teduh dan tidak terganggu karena ada manuver manuver dari korporasi tambang yang masuk ke Paseban.” Tandas Dyno mengakhiri (Rir/Yud)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

#TRENDING TOPIC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini