BISNIS – Jakarta, 5 Juni 2025. CEO Alphabet, Sundar Pichai, menegaskan bahwa perusahaan induk Google ini masih akan terus menambah jumlah insinyur hingga setidaknya tahun 2026. Dalam wawancara eksklusif dengan Bloomberg, Kamis (5/6), Pichai menyebutkan bahwa kecerdasan buatan (AI) justru menjadi alat peningkat produktivitas, bukan ancaman bagi pekerjaan manusia.
“Kami akan terus memperluas tim engineering, bahkan hingga tahun depan. AI membuat para insinyur kami lebih efisien dan kreatif,” ujar Pichai di sela-sela konferensi teknologi di San Francisco.
Industri Teknologi Masih Dihantui Kekhawatiran PHK Massal
Pernyataan Pichai ini muncul di tengah kekhawatiran industri teknologi soal potensi PHK massal akibat otomatisasi AI. CEO Anthropic, Dario Amodei, sempat memprediksi bahwa AI bisa menghilangkan setengah pekerjaan entry-level di bidang white-collar dalam lima tahun ke depan.
Namun, data terbaru dari PwC justru menunjukkan bahwa sektor yang mengadopsi AI mengalami lonjakan produktivitas hingga 27% sejak 2022. Bahkan, pekerja di bidang yang terdampak AI rata-rata memperoleh gaji 56% lebih tinggi. Meski begitu, laporan World Economic Forum memperkirakan AI akan menciptakan 19 juta lapangan kerja baru hingga 2030, namun juga berpotensi menggeser 9 juta pekerjaan lain.
Alphabet Tetap Lakukan PHK, Tapi Lebih Selektif
Alphabet memang sempat melakukan PHK besar-besaran pada 2023 dengan memangkas 12.000 karyawan, serta pemutusan hubungan kerja tambahan pada 2024. Namun, pada 2025, PHK dilakukan secara lebih selektif, hanya di beberapa divisi seperti cloud dan perangkat.
Pichai menegaskan bahwa inovasi tetap jadi prioritas utama. “Kami terus mengembangkan Waymo untuk mobil otonom, riset komputasi kuantum, dan mengembangkan YouTube yang kini punya lebih dari 100 juta channel di India saja,” katanya.
Optimisme Hati-hati: AI Bukan Pengganti Manusia
Meski optimis, Pichai tetap mengingatkan bahwa perkembangan AI masih penuh ketidakpastian. “Teknologi selalu punya kurva naik-turun. Tidak ada yang bisa memastikan kapan kita benar-benar mencapai artificial general intelligence (AGI),” ujarnya.
Bagi Pichai, AI saat ini lebih berperan sebagai alat bantu yang menghilangkan pekerjaan repetitif, sehingga para insinyur bisa fokus pada tantangan yang lebih kompleks.
Informasi dalam laporan ini telah diverifikasi melalui sumber-sumber kredibel seperti Bloomberg, PwC, World Economic Forum, dan laporan media teknologi internasional lain. Data PHK Alphabet dan tren AI di industri juga telah dikonfirmasi melalui situs resmi perusahaan dan publikasi berita global.(UA/Red)