Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Kuburan Aneh di TPU Pentungsono Ambulu – Jember Ditemukan Warga

Makam aneh membujur ke arah Barat – Timur (foto: Nawawi)

JEMBER, Pelitaonline.co – Keberadaan kuburan (Makam) aneh di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim Pentungsono Dusun Krajan Lor Desa Sumberrejo, Kecamatan Ambulu yang hingga kini masih misterius.

Pasalnya, posisi menghadapnya kuburan tersebut tidak sama dengan yang ada di sekitarnya yakni membujur ke arah barat – timur bukan membujur kearah utara – selatan. Tak pelak kondisi itu menjadi perbincangan warga.

Menurut, Kholil salah seorang tokoh masyarakat atau sesepuh di desa Sumbberjo warga Dusun Krajan Lor mengisahkan, bahwa menurut cerita turun- temurun, kuburan itu dibuat sebagai upaya batin dalam mengusir wabah yang terjadi pada tahun 1959 an.

“Kuburan ada sejak dulu, lama sekali, dibuat untuk tulak balak To’un (Wabah) mengusir Pagembluk. Saat itu banyak orang meninggal secara mendadak, hanya gara-gara sakit perut disertai muntah-muntah,” cerita pria berumur 71 yang akrab disapa Haji Gerumbol ini, Senin (30/8/2021).

Jadi, pada masa itu (Tahun 1960 an), lanjut mbah Gerumbol, dirinya masih berumur sekitar 8 atau 9 tahun, jika orang sudah mengalami gejala sakit perut mual-mual orang akan was-was takut meninggal, jadi segala obat digunakan.

“Obat yang digunakan berupa pil Lee Chong Sui, seingatnya saya itu, kalau sudah minum obat itu mualnya hilang berarti sembuh, tapi jika masih tetap mual dan muntah harapan meninggal dunia, itu yang terjadi dulu,” katanya.

Namun saat media menanyakan apakah isi kuburan tersebut, mbah Gerumbol mengaku tidak mengetahuinya, bahkan sampai sekarang tak ada warga yang berani membongkarnya untuk melihatnya.

“Tidak ada yang tahu itu kuburan siapa, dan apa yang isi didalamnya apakah jasad seseorang atau apa. Kata almarhum guru ngaji saya Mbah Kasbi mengatakan agar terhindar pagebluk, dari, beliau tidak cerita apa apa lagi.
Pokoke gak di gawe aneh aneh contohe ritual, Jarne Wes (red: Biarkan saja asal tidak buat yang aneh aneh seperti Ritual apa biarkan saja),” terangnya.

Jadi, kita mengambil kesimpulan kata Mbah Gerumbul, keberadaan kuburan menghadap barat timur tersebut adalah sebagian dari tradisi atau kepercayaan masyarakat kuno yang bertujuan untuk mengusir wabah (Pegebluk), sebelum dilanjutkan dengan sholawat Barian.

“Jadi itu kuburan sebagai simbol saja, mungkin begitu. Dulu setiap bulan Suro (Muharram) selalu digelar Barian yang di lakukan di setiap perempatan (Simpang Empat : Red) ketika ada wabah, tapi sekarang sudah berkurang bahkan hampir tidak ada, kalah dengan  Headphone, anak sekarang semua HP an tok.” Jlentrehnya.

Memang, sambung Mbah Gerumbul,
masalah penyelesaian wabah dalam pandangan hukum medis dengan cara tradisional ataupun kepercayaan (agama) sangat berbeda sekali. Syariat itu kan macem-macem, ada yang memakai obat dan memakai ritual atau orang Jawa menyebutnya slametan. (Awi/Yud)

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Berita Serupa