Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Viral Italian Brainrot: Fenomena Meme AI yang Mengguncang TikTok

Berita Terkini – Viral Italian Brainrot telah menjadi fenomena budaya internet yang mendominasi platform media sosial, khususnya TikTok, sejak awal 2025. Tren ini menampilkan karakter hewan hibrida buatan kecerdasan buatan (AI). Misalnya, seperti hiu dengan sepatu Nike atau buaya berwajah pesawat pengebom, yang dinarasikan dengan suara teks-ke-suara (text-to-speech) beraksen Italia.

Dengan humor absurd dan estetika low-fi, Viral Italian Brainrot berhasil menarik perhatian Generasi Z dan Alpha, bahkan mendorong merek besar seperti Ryanair dan Samsung untuk ikut serta. Artikel ini akan mengupas asal-usul, elemen kunci, dan dampak tren ini berdasarkan data terkini.

Asal-Usul Viral Italian Brainrot

Tren Viral Italian Brainrot, yang juga dikenal sebagai AI Italian Animals, pertama kali muncul pada Januari 2025 di TikTok. Video awal berjudul “Tralalero Tralala” oleh pengguna @eZburger401 menampilkan hiu berkaki mengenakan sepatu Nike, diiringi narasi berima absurd dengan suara AI beraksen Italia.

Video ini viral, mengumpulkan lebih dari 5 juta penayangan, dan memicu gelombang kreasi serupa. Menurut Know Your Meme, tren ini kemungkinan terinspirasi dari German Brainrot 2024, yang juga menggunakan gambar dan suara AI untuk humor acak.

Pada Februari 2025, karakter seperti Bombardiro Crocodilo (buaya-pesawat pengebom) dan Lirili Larila (gajah-kaktus dengan sirip) mulai bermunculan, memperluas mitologi Viral Italian Brainrot. Tren ini tidak hanya terbatas di Italia, tetapi juga menyebar ke Indonesia dengan varian seperti Tung Tung Tung Sahur dan Boneca Ambalabu, karakter katak-ban dengan kaki manusia. Kecepatan penyebarannya menunjukkan daya tarik universal dari humor absurd dan format video pendek.

Elemen Kunci yang Membuat Viral Italian Brainrot Populer

Mengapa Viral Italian Brainrot begitu digemari? Berikut adalah elemen utama yang mendorong popularitasnya, berdasarkan analisis tren dan wawasan dari pakar pemasaran:

  • Estetika Absurd dan Humor Low-Fi: Kombinasi gambar AI yang aneh, seperti simpanse pisang (Chimpanzini Bananini), dengan narasi berima penuh sindiran, menciptakan pengalaman yang lucu sekaligus membingungkan.
  • Format Pendek untuk FYP: Video berdurasi 15-30 detik sangat cocok untuk algoritma TikTok, memastikan visibilitas tinggi di For You Page (FYP).
  • Partisipasi Komunitas: Pengguna TikTok aktif menciptakan karakter baru, seperti Cappuccino Assasino, dan bahkan membuat tier list untuk menilai karakter favorit.
  • Dopamin Instan: Menurut Francesco De Nittis dari Human Centric Group, tren ini menawarkan “ritual partisipasi” yang memberikan kepuasan cepat tanpa beban kognitif, ideal untuk Gen Z yang mencari hiburan ringan.
  • Dukungan Algoritma: Engagement tinggi, seperti like dan share, didorong oleh sifat adiktif dari konten Viral Italian Brainrot, yang memicu algoritma untuk mempromosikannya lebih luas.

Data dari GWI menunjukkan bahwa 76% Gen Z menggunakan TikTok untuk menonton video lucu. Selain itu, ada 57% lebih memilih konten pendek untuk riset produk, menjelaskan mengapa tren ini begitu efektif.

Dampak Viral Italian Brainrot pada Budaya dan Pemasaran

Viral Italian Brainrot telah melampaui batas platform, memengaruhi budaya populer secara luas. Frasa seperti “Tralalero Tralala” dan “Bombardiro Crocodilo” telah menjadi bagian dari leksikon internet. Frasa ini muncul di meme Instagram, edit anime, hingga remix musik phonk di TikTok. Komunitas penggemar bahkan membuat game seperti Italian Brainrot Clicker. Ini menceritakan di mana pemain mengumpulkan karakter melalui klik berulang, menunjukkan betapa tren ini telah meresap ke berbagai media.

Namun, tren ini juga menuai kritik. Beberapa pihak, terutama di komunitas agama, menganggap narasi seperti “porco dio” dan referensi ke “Allah” sebagai penghinaan, terutama di negara seperti Indonesia yang mayoritas Muslim.

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa konten Meme Anomali memperburuk fenomena brain rot. Ini merupakan istilah yang merujuk pada penurunan kemampuan kognitif akibat konsumsi konten internet berkualitas rendah secara berlebihan.

Strategi Pemasaran dan Keterlibatan Merek

Merek besar seperti Ryanair, Samsung Belgium, dan Duolingo telah memanfaatkan Viral Italian Brainrot untuk menarik perhatian Gen Z. Contohnya, video Ryanair yang menggunakan karakter Tralalero Tralala mencapai 150.000 penayangan, sementara remix Samsung trending di awal April 2025.</p&amp;gt;

Menurut De Nittis, keberhasilan merek ini bukan hanya karena mengikuti tren, tetapi karena mereka tetap mempertahankan identitas merek—Ryanair dengan humor murahan, Samsung dengan teknologi inovatif.

Namun, De Nittis juga memperingatkan bahwa mengejar viralitas tanpa strategi dapat membuat merek terlupakan. Formula suksesnya adalah: Tren + Identitas Merek = Dampak yang Berkesan. Merek yang gagal memahami audiens atau hanya meniru tren berisiko kehilangan kredibilitas.

Kontroversi dan Tantangan

Meskipun populer, Viral Italian Brainrot tidak lepas dari kontroversi. Selain isu sensitivitas agama, beberapa kritikus berpendapat bahwa tren ini memperkuat stereotip Italia melalui gestur tangan dramatis dan aksen yang dilebih-lebihkan. Ada pula tuduhan bahwa tren ini merupakan forced meme, diduga diciptakan untuk mempromosikan scamcoin bernama Tralala, meskipun klaim ini belum terbukti.

Dari perspektif kesehatan mental, konsumsi berlebihan konten Viral dapat memperburuk <em>brain rot</em>. Penelitian dari Oxford University Press menyebutkan bahwa brain rot—terpilih sebagai Kata Tahun 2024—menggambarkan dampak negatif konsumsi konten trivial secara berlebihan, seperti menurunnya rentang perhatian dan kemampuan berpikir kritis.

Masa Depan Viral Italian Brainrot

Viral Italian Brainrot adalah cerminan dari budaya internet modern: cepat, absurd, dan sangat adiktif. Dengan memanfaatkan teknologi AI dan algoritma media sosial, tren ini telah mengubah cara Gen Z dan Alpha mengonsumsi hiburan. Meski menghadapi kritik, daya tariknya terletak pada kemampuan untuk menyatukan komunitas global melalui humor yang tidak masuk akal.

Bagi pemasar, tren viral ini menawarkan pelajaran berharga tentang pentingnya keaslian dalam mengikuti tren. Bagi pengguna, ini adalah pengingat untuk menikmati konten dengan bijak agar terhindar dari efek brain rot. Dengan popularitas yang masih meningkat, tren ini kemungkinan akan terus berkembang, mungkin melahirkan varian baru di platform lain. Apakah Anda sudah terjebak dalam kegilaan Viral Italian Brainrot?

 

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Berita Serupa