Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Viral Guru Gunting Seragam Siswa: Pro-Kontra dan Fakta di Baliknya

Fakta di Balik Tindakan Viral Guru Gunting Seragam Siswa

Banyak spekulasi muncul soal alasan di balik tindakan ini. Namun, Anggrek dan pihak sekolah akhirnya memberikan klarifikasi pada 22 April 2025 di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen. Berikut fakta-fakta penting yang terungkap:

  • Atas Permintaan Orang Tua: Anggrek menjelaskan bahwa tindakan menggunting seragam dilakukan atas perintah ibu Iksan. Iksan, siswa pindahan kelas 9, terus memakai seragam lama dari sekolah sebelumnya meski sudah dibelikan seragam baru dua bulan sebelumnya. Iksan beralasan seragam lama lebih “keren”.
  • Seragam Bermasalah: Seragam lama Iksan penuh coretan, termasuk simbol geng dan tulisan yang tidak sesuai dengan nilai pendidikan. Orang tua khawatir dengan konten tersebut, sehingga meminta seragam dipotong agar tidak dipakai lagi.
  • Dokumentasi untuk Bukti: Video itu awalnya direkam sebagai dokumentasi atas permintaan orang tua. Anggrek mengaku sudah meminta izin via WhatsApp untuk mengunggah video, dan ibu Iksan mengizinkan. Bukti chat tersebut sudah dicetak sebagai bukti.
  • Riwayat Siswa: Menurut Anggrek, Iksan sering bermasalah, seperti bolos dan terlambat. Namanya kerap tercatat di buku bimbingan konseling (BK) sekolah.

Kepala Sekolah SMP PGRI 5 Sukodono, Sutardi, juga membenarkan bahwa tindakan ini sudah disetujui orang tua. Namun, ia meminta maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan video tersebut.

Pro dan Kontra di Media Sosial

Kasus viral guru gunting seragam siswa ini memicu reaksi beragam di kalangan netizen. Berikut pandangan yang muncul di media sosial:

·         Pendukung Tindakan Guru:

    • Menganggap tindakan ini sebagai bentuk disiplin yang tegas untuk menanamkan ketaatan pada aturan sekolah.
    • Menilai seragam dengan coretan geng berpotensi membahayakan siswa dan lingkungan sekolah.
    • Mendukung karena tindakan ini atas izin orang tua, sehingga tidak melanggar etika.

·         Penentang Tindakan Guru:

    • Mengkritik tindakan ini sebagai bentuk penghinaan publik yang bisa berdampak buruk pada psikologi siswa.
    • Menyoroti pakaian Anggrek yang dianggap ketat, dengan komentar seperti, “Guru kok pakai baju ketat, kok tidak digunting juga?
    • Menyesalkan perusakan seragam, mengingat tidak semua keluarga mampu membeli seragam baru. Salah satu netizen menulis, “Ingat, tidak semua orang tua murid mampu beli seragam.”

Perdebatan ini juga menyoroti etika guru dan cara menegakkan disiplin di sekolah. Banyak yang menilai seharusnya ada dialog dengan siswa dan orang tua sebelum mengambil tindakan ekstrem.

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Halaman: 1 2 3
Berita Serupa