Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Tupperware Gulung Tikar: Kisah Ikon Dapur Emak-Emak Berakhir Pahit

Apa Pelajaran dari Kebangkrutan Tupperware?

Kisah Tupperware gulung tikar memberikan sejumlah pelajaran berharga, baik bagi pelaku bisnis maupun konsumen. Pertama, inovasi adalah kunci bertahan di tengah persaingan. Tupperware gagal menangkap perubahan perilaku konsumen dan tren digital, yang kini menjadi tulang punggung pemasaran modern. Kedua, kepekaan terhadap isu lingkungan sangat penting. Konsumen masa kini lebih memilih produk yang mendukung gaya hidup berkelanjutan, sesuatu yang kurang dioptimalkan Tupperware.

Bagi emak-emak penggemar Tupperware, kepergian merek ini mungkin terasa seperti kehilangan sahabat lama. Namun, ini juga jadi pengingat bahwa pasar terus berubah, dan merek baru akan selalu muncul untuk mengisi kekosongan. Merek lokal seperti Lion Star, misalnya, kini makin digemari karena kualitas dan harga yang kompetitif.

Kesimpulan

Tupperware gulung tikar bukan hanya akhir dari sebuah era, tetapi juga cerminan betapa cepatnya dunia bisnis berputar. Alasan kebangkrutannya—persaingan ketat, gagal beradaptasi, dan masalah keuangan—menjadi pelajaran penting bagi semua pelaku industri.

Sementara itu, Kemnaker masih menunggu laporan resmi soal PHK, menunjukkan kompleksitas model bisnis Tupperware. Di sisi lain, reaksi emak-emak yang penuh nostalgia menggarisbawahi ikatan emosional yang dibangun merek ini selama 33 tahun di Indonesia.

Meski Tupperware pamit, kenangan tentang wadah-wadah kokoh yang menemani momen keluarga akan terus hidup di hati penggemarnya.

 

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Halaman: 1 2 3Tampilkan Semua
Berita Serupa
Exit mobile version