Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Tradisi Unik Perayaan Idul Fitri di Seluruh Penjuru Nusantara

Foto : AntaraFoto

ENSIKLOPEDIA– Idul Fitri di Indonesia bukan sekadar momen keagamaan, tetapi juga perayaan budaya yang memadukan nilai Islam dengan kearifan lokal. Dari Aceh hingga Papua, setiap daerah memiliki tradisi unik yang mencerminkan kekayaan budaya Nusantara. Berikut ragam tradisi istimewa yang menjadi identitas Lebaran di Tanah Air.

1. Meugang (Aceh)

Tradisi Meugang dilakukan 1-2 hari sebelum Idul Fitri dengan menyembelih sapi atau kambing. Daging dimasak dan dibagikan ke keluarga, tetangga, serta kaum dhuafa sebagai simbol syukur dan kebersamaan. Tradisi ini telah menjadi bagian dari budaya Aceh sejak abad ke-14 dan memperkuat nilai gotong royong.

2. Grebeg Syawal (Yogyakarta)

Keraton Yogyakarta menggelar Grebeg Syawal setiap 1 Syawal. Tujuh gunungan hasil bumi diarak dari keraton ke Masjid Gedhe Kauman, lalu diperebutkan masyarakat sebagai lambang kemakmuran. Tradisi ini berakar dari abad ke-16 dan menjadi perpaduan budaya Jawa-Islam.

3. Perang Topat (Lombok, NTB)

Di Lombok, umat Islam dan Hindu melakukan Perang Topat dengan saling melempar ketupat seminggu setelah Idul Fitri. Tradisi ini melambangkan kerukunan antarumat beragama dan dipercaya membawa berkah kesuburan. Sebelum perang, warga berziarah ke makam leluhur untuk berdoa.

4. Ronjok Sayak (Bengkulu)

Masyarakat Bengkulu membakar tumpukan batok kelapa setinggi 1 meter pada malam takbiran. Ronjok Sayak diyakini sebagai sarana komunikasi dengan leluhur dan simbol penyucian diri. Ritual ini dilakukan dengan khidmat setelah salat Isya.

5. Binarundak (Sulawesi Utara)

Di Sulawesi Utara, warga Motoboi Besar memasak nasi jaha dalam bambu selama tiga hari pasca-Lebaran. Proses memasak bersama ini menjadi simbol kebersamaan dan rasa syukur. Nasi jaha yang gurih dari santan dan jahe menjadi sajian khas yang dinikmati bersama keluarga.

6. Ngejot (Bali)

Umat Muslim Bali membagikan makanan seperti ketupat dan opor kepada tetangga Hindu dalam tradisi Ngejot. Tradisi ini mencerminkan harmoni antarumat beragama dan menjadi bukti toleransi di Pulau Dewata.

7. Festival Meriam Karbit (Kalimantan Barat)

Masyarakat Pontianak menggelar Festival Meriam Karbit selama tiga hari. Meriam dari bambu berisi karbit dinyalakan hingga mengeluarkan suara dentuman. Tradisi ini melambangkan keberanian dan memiliki nilai historis terkait berdirinya Kota Pontianak.

8. Lebaran Ketupat (Jawa)

Di Jawa, Lebaran Ketupat dirayakan seminggu setelah Idul Fitri. Masyarakat membuat ketupat dari anyaman janur sebagai simbol kesucian hati. Tradisi ini juga melibatkan ziarah makam dan berbagi ketupat dengan tetangga.

9. Mudik (Seluruh Indonesia)

Mudik menjadi fenomena eksodus massal terbesar di dunia. Jutaan orang pulang kampung untuk bersilaturahmi, merefleksikan makna “kembali ke fitrah”. Tradisi ini memperkuat ikatan keluarga dan menjadi simbol cinta tanah air.

10. Halal Bihalal (Nasional)

Dipopulerkan KH. Wahab Chasbullah pada 1948, Halal Bihalal adalah tradisi saling memaafkan dengan mengunjungi kerabat. Aktivitas ini menjadi perekat sosial dan simbol rekonsiliasi, berbeda dengan praktik serupa di negara lain.

11. Pawai Takbir (Jakarta)

Di Jakarta, tradisi Pawai Takbir diadakan pada malam takbiran. Masyarakat berkeliling kota sambil melantunkan takbir dan membawa obor, menciptakan suasana meriah dan penuh semangat menyambut Idul Fitri.

12. Tradisi Kue Lebaran (Seluruh Indonesia)

Setiap daerah di Indonesia memiliki kue khas untuk menyambut Idul Fitri. Misalnya, kue nastar, kue putri salju, dan kue lapis legit menjadi hidangan wajib di meja tamu, melambangkan keramahtamahan.

13. Ziarah Makam (Nasional)

Ziarah makam menjadi tradisi yang umum dilakukan sebelum atau setelah Idul Fitri. Masyarakat mengunjungi makam keluarga untuk mendoakan arwah dan memperkuat ikatan spiritual dengan leluhur.

14. Tradisi Bakar Ikan (Sumatera Barat)

Di Sumatera Barat, masyarakat merayakan Idul Fitri dengan bakar ikan di tepi sungai. Tradisi ini menjadi ajang berkumpul dan berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan tetangga.

15. Tradisi Sungkeman (Jawa)

Tradisi Sungkeman dilakukan dengan cara meminta maaf kepada orang tua dan kerabat. Ini merupakan momen emosional yang memperkuat hubungan keluarga dan menunjukkan rasa hormat.

Tradisi Idul Fitri di Nusantara adalah cerminan harmoni antara agama dan budaya. Dari Meugang hingga Perang Topat, setiap ritual sarat makna kebersamaan, syukur, dan toleransi. Sebagaimana disampaikan Rasulullah SAW, “Perbedaan dalam umatku adalah rahmat” — dan keragaman ini justru memperkaya spiritualitas Lebaran di Indonesia. (*/red)

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Berita Serupa