JEMBER, Pelitaonline.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember resmi meminjamkan salah satu aset berupa gedung (rumah) yang terbengkalai di Perumahan Gunung Batu kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember.
Menurut Bupati Jember Hendy Siswanto peminjaman gedung itu, supaya aset pemkab Jember lebih produktif, untuk kegiatan keagamaan yang ada di Kabupaten Jember.
“Alhamdulillah, hari ini kita sudah resmikan kantor MUI Jember dan juga kita bisa berdiskusi langsung dengan para pakar-pakarnya,” ujar Hendy pada sambutan di halaman Gedung MUI Jember yang baru, Kamis (16/9/2021).
Hendy berharap, MUI Kabupaten Jember harus lebih proaktif dalam melayani ummat. Sehingga kolaborasi antara Pemkab Jember dan MUI akan membuahkan support sehingga eksis ditengah-tengah masyarakat.
Selain Gedung Bupati juga akan melengkapinya dengan berbagai fasilitas pendukung lain. Seperti alat transportasi mobil untuk mendukung kerja-kerja MUI. Mengingat, persoalan akhlak di tengah masyarakat nantinya akan semakin komplek.
“Oleh karena itu, MUI harus menjadi garda pertama yang mampu memfilternya, khusunya persoalan akhlak yang ada di kabupaten Jember,” terangnya.
Kita ketahui lanjut Hendy, adanya Wabah COVID 19 membuat anak-anak kita belajarnya tidak langsung bertemu gurunya. Sehingga akumulasi persoalan akan muncul 10 hingga 15 tahun ke depan.
“Persoalan yang kita takutkan adalah soal hilangnya akhlaq serta tata krama. Ini yang dinamakan Loss Generation, maka disinilah MUI bisa juga hadir,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu Ketua MUI Jember Abdul Haris menerangkan bahwa fungsi organisasi Islam ini, bukan hanya itu, juga sebagai pertimbangan untuk melakukan sebuah keputusan di tatanan pemerintahan. Contohnya, permasalahan Syiah, Tibbil Qulub dan semacamnya.
“Maka pertimbangan formal yang akan diputuskan berasal dari MUI. Karena di MUI itu gabungan dari berbagai macam organisasi keagamaan, seperti NU, Muhammadiyah, Al Irsyad dan sebagainya sehingga kompleks”, terangnya.
Haris juga memaparkan bahwa MUI juga memiliki kewenangan memberikan lebel halal kuliner. Oleh kerena itu, kata dia, organisasi ini harus selalu bersinergi dengan banyak (semua) elemen masyarakat.
“Dalam konteks sertifikasi halal, Jember paling siap, karena kita bisa bermitra dengan UNEJ, Politeknik, sehingga juga bisa menyedot konsumen dari berbagai Kabupaten seperti Banyuwangi, Bondowoso dan Kabupaten Situbondo,” Tandasnya. (Dig/Yud)