Sinergi, Kolaborasi dan Akselerasi Cuma Jargon

Ricky R

February 11, 2022

3
Min Read
Bupati Jember Hendy Siswanto (foto: Istimewa)

JEMBER, Pelitaonline.co – Sinergi, Kolaborasi dan Akselerasi yang sering digaungkan Bupati Jember Hendy Siswanto, sepertinya sudah multi pudar, dan hanya akan menjadi Jargon semata.

Seperti, kasus Buah Naga di Agrowisata Rembangan yang dihancurkan, dan diganti Tanaman Kelengkeng oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, rupaya tanpa sepengetahuan DPRD.

Padahal, Buah Naga itu bagian hibah dari Negara Jepang tahun 2002, kepada Pemkab Jember, artinya kota tembakau tanah pertama yang ditamani komoditas itu se- Jawa Timur.

Demikian kata Sekretaris Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember David Handoko Seto saat dikonfirmasi, Jumat (11/2/2022) di ruang kerjanya.

“Waktu itu di Jawa Timur, belum ada yang tanam Buah Naga,  kemudian jadi Icon dan lain sebagainya, artinya ini sudah tercatat sebagai aset,” katanya

Menurutnya, ketika Tanaman tersebut dibongkar, seharusnya ada pelaporan terkait penghapusan aset daerah, supaya ada ketertiban administrasi dari Pemkab Jember sendiri.

Baca Juga :  Dari Penjual Koran hingga Konglomerasi: Kisah Inspiratif Murdaya Widyawimarta Poo

“Kemudian jadi bola liar seperti ini, kami mengkritisi Pemerintah daerah, kenapa tidak ada komunikasi kepada DPRD, sebagai mitra Pemerintah yang ikut dalam pengambilan keputusan ini, dan di RPJMD pun juga tidak muncul,” tambah David.

Karena tidak ada koordinasi dengan DPRD tentunya, lanjut David , kompetisi PT. Karya Dunia Impian (KDI) yang kini mengelola tanaman kelengkeng Jemsu di Agrowisata Rembangan, meskipun itu komisaris Perusahaannya Tim Ahli Hukum Bupati Jember sendiri.

“Tapi tetap harus menggunakan mekanisme yang benar, DPRD biasanya bagian ngedok Anggaran, jangan dijadikan taking Stempel saja, biasanya ngoprak-ngoprak untuk percepatan pembahasan anggaran, tahu-tahu ada kebijakan seperti ini (pengalih fungsian Agrowisata Rembangan) , kita ditinggal,”terangnya

Parahnya lagi, acara penanaman Kelengkeng di Rembangan, kata David, tidak ada pemberitahuan kepada Komisi B DPRD Jember, sebagai mitra Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan, serta Dinas Periwisata.

Baca Juga :  Pijakan Patah, Atraksi "Tong Edan" di Ambulu Berujung Maut

“Boleh undang Pimpinan DPRD, tapi itu bagian mitra Pemerintah yang sifatnya Forkopimda, tetapi Dinas Terkait, harusnya ada pemberitahuan dong pada kami, pak besok ada kegiatan, ini, konsepnya gini,” katanya

Legislator dari Fraksi Nasdem ini juga mengaku kaget, justu kabar penanaman Buah Kelengkeng itu, diketahui dari seorang Jurnalis , bahkan pemberitahuannya pun juga mepet.

“Kalau kita ujuk-ujuk datang kesana, nanti dikira tamu yang tidak diundang, malu lah kita sama-sama sebagai lembaga negara,” ungkap David.

Sedangkan, Ketua Majelis Sholawat Al – Ghofilin kiai Baiquni Purnomo, mengatakan jargon Sinergi, Kolaborasi dan Akselerasi yang selama ini digaungkan Bupati Jember Hendy Siswanto tidak ada yang terbukti.

“Buktinya, janji akan memberi pekerjaan pada relawan saat mencalonkan di saat pemilu kemaren, tidak ada yang di tepati,” tegasnya.

Kemudian juga, permasalahan kelangkaan pupuk yang saat ini di alami oleh para petani Jember  Kemaren saat berkampanye kata Gus Baiqun sapaan akrabnya, Hendy yang sekarang menjabat sebagai Bupati Jember akan membuat pabrik pupuk di setiap kecamatan.

Baca Juga :  Fenomena, Kakak Ipar Bupati Jember Hendy Siswanto Kalah Telak di Pemilihan Ketua RW

“Lawong, di tingkat Kabupaten saja pabrik pupuk tidak ada kok, padahal petani di Jember menjerit kesulitan atau bisa di bilang pupuk langka,” paparnya.

Belum lagi, bencana alam di mana-mana, seperti banjir yang meluap sampai ke pemukiman warga, misalnya di BMP, jalan rusak parah, belum kejadian Jembatan putus akibat banjir di Panti yakni di Panti gunung pasang dan di Sukorambi.

“Kok malah beli  Mobil dinas Bupati dan PKK buat apa, di  tengan situasi dan kondisi seperti itu, padahal kalau dibuat benahi jalan rusak dan jembatan putus, jelas masyarakat akan merasakan, tidak terisolir, sekarang masyarakat di sana (panti) terisolir karena jembatan belum dibangun, dan banyak lagi yang lainnya.” Tandasnya. (Mam/Awi/Yud)

Bantu Ikuti Saluran : WhatsApp Kami

Dan Bantu Ikuti : Google News Kami

Related Post

 

×