JEMBER, Pelitaonline.co – Pegiat media sosial Angak Ho, Rully Efendi mengungkap ada penumpang gelap, yang memanfaatkan persoalan Gunung Sadeng di Grenden Puger. Dia meminta pihak terkait, berhati-hati melibatkan orang di luar pemerintahan.
Kepada sejumlah wartawan, Rully membeberkan sejumlah bukti, ada pengusaha pengelola bebatuan kapur di Gunung Sadeng, yang menyetorkan sejumlah uang ke dua orang yang identitasnya sementara ini dia rahasiakan. “Nominalnya cukup besar, Rp 120 juta,” ungkapnya.
Dia mengaku, jaringan Angak Ho menyerahkan sejumlah data ke dirinya. “Setoran uangnya via transfer rekening bank. Dua kali setor. Rp 70 juta dan Rp 50 juta,” bebernya, sambil menunjukkan print bukti transfer.
Kata Rully, modusnya ada dua orang yang cukup aktif memainkan dinamika Gunung Sadeng. Posisinya seolah orang kepercayaan pemangku kebijakan. “Karena kesannya demikian, membuat pengusaha percaya,” tuturnya.
Ketika ada tagihan tunggakan retribusi pajak hasil tambang batu kapur, pengusaha menitipkan uang ke dua orang tersebut. “Nah saya menilai ada keanehan. Tunggakan pajak yang seharusnya Rp 180 juta, sedangkan lewat kedua orang itu kenapa hanya bayar Rp 120 juta?,” herannya.
Dia meminta pemerintah berhati-hati. Sedangkan untuk dewan, harus peka melakukan pengawasan. Jika perlu, panggil semua pihak. Kemudian untuk aparat penegak hukum, segera turun ke lokasi untuk mengungkap kebenaran informasi yang diungkapkannya.
“Saya pun siap membantu, menyediakan bukti permulaan yang saya dapat,” janjinya. (Yud)