Rekor CO2 Atmosfer Bumi Tertinggi dalam Jutaan Tahun, Apa Dampaknya?

Cak Ulil

June 6, 2025

2
Min Read
C02 di Indonesia

ENSIKLOPEDIA Jakarta, 6 Juni 2025. Atmosfer Bumi kini tengah menghadapi rekor baru: kadar karbon dioksida (CO2) telah menembus angka tertinggi dalam sejarah manusia dan bahkan melebihi level yang pernah terjadi selama jutaan tahun terakhir. Berdasarkan data observatorium Mauna Loa di Hawaii dan berbagai lembaga penelitian dunia, konsentrasi CO2 global pada tahun 2024-2025 telah mencapai sekitar 426 ppm, naik sekitar 50% dari era pra-industri yang stabil di angka 280 ppm selama ribuan tahun.

Bagaimana Para Ilmuwan Mengukurnya?

Pengukuran CO2 modern dimulai sejak 1958 oleh Charles David Keeling di Mauna Loa, Hawaii, yang kini dikenal dengan Keeling Curve. Data ini terus menunjukkan tren kenaikan setiap tahunnya, tanpa pernah turun secara signifikan. Bahkan, laju kenaikan CO2 dalam empat bulan pertama tahun 2024 memecahkan rekor, terutama dipicu oleh fenomena El Niño dan emisi dari pembakaran bahan bakar fosil serta deforestasi.

Baca Juga :  Jika Kamu Terasa Lapar, Sistem Kanibal pada Tubuh Akan Aktif Begini Penjelasannya

Seberapa Berbahaya Kenaikan CO2 Ini?

Para peneliti menegaskan, kadar CO2 saat ini serupa dengan yang terjadi pada zaman Pliosen sekitar 3,3 juta tahun lalu, ketika suhu Bumi 3°C lebih hangat dan permukaan laut jauh lebih tinggi dari sekarang. Bahkan, beberapa penelitian menyebutkan level CO2 kini mendekati kondisi 14 juta tahun lalu, pada zaman Miosen, ketika iklim Bumi sangat berbeda dan belum pernah dialami manusia modern.

Kenaikan CO2 ini erat kaitannya dengan pemanasan global: gas rumah kaca ini memerangkap panas di atmosfer, menyebabkan suhu rata-rata global naik, es di kutub mencair, permukaan laut naik, serta meningkatkan frekuensi bencana seperti gelombang panas, banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan.

Baca Juga :  Ratusan Mahasiswa UIN Khas Jember Gelar Aksi Tuntut Keringanan UKT

Apa Penyebab Utamanya kenaikan C02?

Mayoritas CO2 di atmosfer berasal dari aktivitas manusia: pembakaran bahan bakar fosil untuk listrik, transportasi, industri, dan penggundulan hutan. Setiap tahunnya, CO2 yang diemisikan ke atmosfer terus bertambah, sementara kemampuan alam untuk menyerapnya melalui laut dan tumbuhan semakin terbatas.

Bagaimana Tren C02 di Indonesia?

Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang di Sumatera Barat mencatat tren kenaikan CO2 yang konsisten dengan pola global. Pada Maret 2024, konsentrasi CO2 di lokasi ini mencapai 421,78 ppm, sedikit di bawah rata-rata global namun tetap menunjukkan pola kenaikan yang stabil.

Mengapa CO2 Ini Harus Jadi Perhatian Kita Semua?

Lonjakan CO2 yang belum pernah terjadi dalam sejarah manusia ini menjadi alarm keras bagi dunia. Para ilmuwan menegaskan, untuk menstabilkan iklim, kita harus menurunkan tingkat CO2, bukan sekadar memperlambat kenaikannya. Jika tidak, kerusakan iklim yang lebih parah akan sulit dihindari.(UA/Red)

Baca Juga :  Jarak Surabaya Kediri: Rute, Waktu Tempuh, dan Transportasi Paling Efisien Buat Perjalanan Nyaman
Bantu Ikuti Saluran : WhatsApp Kami

Dan Bantu Ikuti : Google News Kami

Related Post

 

×