
JEMBER, Pelitaonline.co – Kepolisian Sektor (Polsek) Bangsalsari Polres Jember menindak lanjuti soal pelaporan pengrusakan rumah milik Catur Ragil Setiawan, salah satu Anggota perguruan Silat IKSPI, warga Dusun Krajan Trisnogambar RT 001 RW 003, Jum’at (24/12/2021) siang.
Menurut Kapolsek Bangsalsari IPTU Ali Setihono menjelaskan, berdasarkan pelaporan yang di terima oleh SPKT, rumah korban (Catur) dirusak oleh puluhan orang (masa) pada jum’at (24/12/2021) sekitar pukul 00.05 dini hari. Sebab di dalam rumah ada salah satu anggota Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera sakti bernama Yudi yang bersembunyi.
“Sebenarnya ada 2 orang anggota IKSPI yang dikejar yakni Yudi dan Eko, nah si Yudi berhasil melarikan diri dan bersembunyi di dalam rumah Catur sehingga terhindar dari penganiayaan, untuk Eko terjatuh saat melarikan diri, sehingga dia mengalami penganiayaan dari puluhan orang itu, kalau dari fotonya kondisi lukanya di bagian lutut,” jelasnya.
Saat di tanya dari mana atau nama perguruan yang melakukan pengrusakan Kapolsek Bangsalsari yang kerap di Ali ni, belum bisa memastikan dari perguruan apa. Sebab ketika mereka beraksi, tidak membawa atribut perguruan silatnya, apakah dari PSHT atau bukan, pihak belum bisa memastikan.
“Sesuai keterangan dari pelapor, mereka (pelaku) pengrusakan identik dengan celana warna hitam, saat kejadian, hanya tiga orang yang masuk kedalam rumah, sedangkan yang puluhan teman lainnya berada di luar rumah,” ujarnya.
Untuk itu lanjut Ali, untuk mengungkap siapa pelakunya, pihaknya melakukan penyelidikan, pengumpulan data serta melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan juga meminta keterangan dari saksi yang melihat kejadian. “Untuk mengerucutkan sebenarnya arah dari gerombolan dilakukan oleh Siapa,” katanya.
Sementara itu, korban saksi Catur menceritakan, awalnya sebanyak delapan orang dari kumpulan di Balai Desa Trisnogambar dan saat menunggu temen-temennya, ada beberapa orang dari perguruan silat lain melintas dan mengolok-olok dengan teriakan, ketek, ketek.
Mendengar olokan gitu, catur dan temen-temennya, mendatanginya dan ketika kita datangi mereka pergi. Nah, khawatir Perguruan itu balik bawa temen temennya (masa), Catur bersama Rombongan balik ke Bescame.
“Namun saya tidak ikut balek, karena masih harus jemput teman di Desa Pecoro Kecamatan Rambipuji, nggak tau, bagaimana kejadiannya, tahu-tahu saya balik, rumah rusak kayak, gini,” terangnya sambil menunjuk ke arah rumah yang dalam kondisi rusak.
Melihat itu semua dan dikhawatir ada ancaman tambahan kepada keluarga lanjut Catur, pihaknya memilih segera melaporkan kejadian itu di Polsek Bangsalsari, “Soalnya dulu pernah ada ancaman, jadi saya sebagai anak, ada teror ke keluarga, akhirnya saya laporkan ke polisi, supaya aman,” jelasnya
Sementara itu, Adi Sutrisno selaku Ayah dari Catur mengaku saat kejadian dalam kondisi tertidur pulas di dalam rumah. Setelah terdengar suara berisik di luar rumah dan menggangu tidurnya. Dia keluar dan belum sampai di pintu, ada yang pintu terbuka.
“Ketika saya panggil-panggil, siapa ya siapa? tidak ada jawab dan tiba-tiba ada yang keluar dari rumah dengan cepat, mungkin anak itu yang di kejar, mendapati hal itu saya berupaya mengejarnya orang yang baru keluar dari rumahnya tersebut, namun tidak kenak, anak itu berhasil kabur, Wong namanya anak muda (ya namanya anak muda) cepat larinya.” paparnya.
Begitu keluar rumah ada mungkin sekitar 20 orang lebih, wong banyak kok (banyak kok) dan melihat di depan rumah, cat sudan berserakan dan genting-geting pada rusak kabeh (semua), sepertinya di habis di lepari, “Genteng pecah, dan cat disini banyak berserakan, padahal baru saja baru selesai dibersihkan,” kata Adi.
Sementara itu, Dimas Saksi mata mengaku saat itu yang berada di basecamp ada enam orang, berselang beberapa menit duduk, tiba tiba ada segerombolan pemuda dengan mengendarai tiga sepeda motor, karena seperti ada yang di cari maka dipanggil) sama Eko.
“Ternyata benar, begitu melihat Eko, mereka bilang, la kae Bedese, kae bedese (la itu keranya, la itu keranya) sambil turun dari motor dan dibelakangnya ada masa besar seperti konvoi,” jlentrehnya
Melihat jumlah masa dari perguruan lain lebih banyak, kata Dimas enam pemuda dari IKSPIdan termasuk dirinya pun berupaya melarikan diri, tetapi Eko terjatuh, tak ayal, Eko dipukuli orang banyak, wong konvoi.
“Saat itu saya melihat dengan mata kepala sendiri, saya pun lari dan terdengar suara kaca pecah, ternyata kaca Bescame dipecah, dan sebagian menuju ke rumahnya Catur,” Tandasnya. (Awi/Yud)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News