
BERITA – Vatikan, Paus Fransiskus (88), pemimpin spiritual 1,3 miliar umat Katolik sedunia, meninggal dunia pada pukul 07.35 waktu Roma di kediamannya, Casa Santa Marta, Vatikan. Kabar ini diumumkan langsung oleh Kardinal Kevin Farrell, Kamerlengo Vatikan, melalui saluran resmi Vatikan TV. “Uskup Roma telah kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya diabdikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” ujar Farrell dalam pernyataan yang penuh duka (21/04/25).
Paus Fransiskus sempat dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Roma, selama lima pekan sejak 14 Februari 2025 akibat pneumonia ganda yang merusak paru-paru dan memicu komplikasi pernapasan. Selama perawatan, ia hampir dua kali mengalami krisis kesehatan kritis, termasuk serangan asma dan gagal ginjal ringan yang berhasil dikendalikan. Meski sempat pulang ke Vatikan pada 23 Maret untuk pemulihan, kondisi fisiknya tetap rapuh. Dokter menyatakan kerusakan permanen pada sistem pernapasan dan otot pendukungnya akibat infeksi yang kompleks.
Pada Minggu (20/04/25), sehari sebelum wafat, Paus sempat muncul di balkon Basilika Santo Petrus untuk memberikan berkat Paskah Urbi et Orbi. Dengan suara lemah, ia menyerukan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera, sambil duduk di kursi roda akibat kelemahan fisik.
Sebagai Paus pertama dari Amerika Latin dan ordo Yesuit, Jorge Mario Bergoglio (nama lahirnya) dikenal sebagai tokoh revolusioner yang mendorong reformasi struktural dan pastoral:
Inklusivitas dan Dialog: Memperluas peran perempuan dalam Kuria Roma, mengadvokasi penerimaan komunitas LGBTQ+ (walau tidak mengizinkan pemberkatan pernikahan sesama jenis), serta memperkuat dialog antar-agama.
Keadilan Sosial dan Lingkungan: Melalui ensiklik Laudato Si’ (2015), ia menyerukan aksi nyata melawan perubahan iklim dan mengkritik kapitalisme yang eksploitatif.
Diplomasi Global: Menjembatani hubungan AS-Kuba, mengkritik populisme sayap kanan, serta membela hak pengungsi dan imigran.
Transparansi Vatikan: Mereformasi sistem keuangan Vatikan untuk mencegah korupsi dan meningkatkan akuntabilitas.
Pada September 2024, ia menyelesaikan tur apostolik terpanjangnya ke Asia-Pasifik, termasuk Singapura, dengan pesan perdamaian dan rekonsiliasi di wilayah rawan konflik.
Reaksi Global dan Proses Suksesi Paus Fransiskus
Kabar wafatnya Paus Fransiskus memicu duka mendalam. Presiden Argentina menyebutnya “suara kaum marginal”, sementara Jerman dan Filipina mengapresiasi komitmennya pada kemanusiaan. Di Lapangan Santo Petrus, ribuan umat berkumpul spontan, sementara lonceng Basilika Santo Petrus berdentang sebagai tanda penghormatan.
Menurut protokol Universi Dominici Gregis, konklaf untuk memilih Paus baru akan digelar dalam 15-20 hari. Selama masa sede vacante (takhta kosong), administrasi Vatikan dijalankan oleh Kamerlengo dan Dewan Kardinal.
Kematian Paus Fransiskus mengakhiri kepemimpinan 12 tahun yang penuh kontroversi dan terobosan. Sebelumnya, pada Februari 2025, beredar kabar palsu (hoaks) tentang kematiannya yang dibantah Vatikan. Saat itu, kondisi kesehatannya memang kritis, tetapi stabil setelah transfusi darah dan perawatan intensif.
Pemakaman resmi direncanakan di Vatikan dengan protokol ketat, dihadiri pemimpin global dan perwakilan agama. Jenazahnya akan disemayamkan di Basilika Santo Petrus untuk penghormatan terakhir umat.(*/Red)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News