JEMBER, Pelitaonline.co – Gempa Bumi berkekuatan 5,1 magnitudo yang berpusat di pantai selatan kabupaten Jember (wilayah Watu Ulo) menjadi perhatian pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Oleh karena itu, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa bersama rombongan Badan Metreologi Kilmaktologi dan Geofisika (BMKG) pusat, temui Bupati Jember Hendy Siswanto, di Pendopo Wahyawibawagraga, Sabtu (18/12/2021)
Dalam kunjungan tersebut, Bupati Jember Hendy Siswanto memaparkan bahwa ada sekitar 48 rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa kemarin.
“Sebenarnya kalau berkekuatan 5,1 itu, idealnya tidak ada kerusakan, hanya goyang-goyang aja, tapi kenapa kok rusak, karena kontruksinya tidak bagus buk, tapi kita memaklumi kemampuan finansial warga,” ujar Bupati Jember saat pemaparan kondisi terakhir kebencanaan.
Menurutnya, ada 48 rumah milik warga yang rusak, tetapi sudah mulai dilakukan perbaikan oleh pemerintah daerah dan kini sedang tahap pengerjaan. Karena rumah-rumah yang tidak bisa di tambal.
“Hal itu dikarenakan rumah mengalami retak mulai atas hingga bawah. Tapi itulah kemapuan warga yang ada di kabupaten Jember, dan mudah-mudahan ini tidak terjadi lagi,” tambah Hendy
Hendy mengatakan bahwa ancaman bencana di Kabupaten Jember bukan hanya potensi Tsunami. Tetapi juga ancaman banjir dan tanah longsor di musim penghujan, sebab sudah banyak sungai yang mengalami pendangkalan.
Sehingga diperlukan normalisasi sungai.
“Ini biayanya sangat besar sekali, jadi mungin ini bisa kita kolaborasikan dengan Pemprov, dan kami juga melakukan pelatihan kebencanaan bagi warga panti yang tinggal dilereng Gunung Argopuro,” paparnya
Sementara itu, kepala pusat Sismologi Teknik Geopotensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono menegaskan bahwa pemerintah perlu memberikan standarisasi kontruksi bangunan, agar tidak mudah roboh saat gempa.
“Harus ada pengawasan izin bangunan, semisal mau membangun harus ada syarat, memiliki kekuatan tahan gempa sekian magnitudo, nanti kita akan buatkan rekomendasi bagi pemerintah daerah,” terangnya.
Menanggapi hal itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa memang BMKG sempat mengirimkan peta lokasi yang rawan bencana, salah satunya berada di kabupaten Jember.
“Kami nanti akan tinjau lokasi dipantai selatan khususnya, untuk menyiapkan jalur evakuasi bencana, agar warga memiliki kemampuan evakuasi mandiri,” tanggapnya.
Mengingat, lanjut Khofifah kemampuan evakuasi mandiri saat terjadi bencana itu penting, sehingga tidak harus menunggu relawan kebencanaan.
“Makanya kita kan siapkan jalur evaluasi, kalau ada bencana ini, masyarakat dapat selamat membutuhkan waktu berapa menit, itu yang akan kita fasilitasi, apakah butuh Jembatan, atau fasilitas lain, kita akan tinjau lokasi hari ini,” tandasnya. (Awi/Yud)