Iklan Floating Google AdSense (Diperbaiki)
×

Panen Raya Bareng Prabowo: Simbol Ketahanan Pangan dan Harapan Baru Petani Indonesia

Fakta mencengangkan dari lapangan:

  • Serapan Bulog naik 2.000 persen, dari 35 ribu ton menjadi 800 ribu ton hanya dalam beberapa bulan.
  • Dana Rp 16,6 triliun dialihkan dari bansos ke penyerapan gabah, memastikan hasil panen petani dibeli dengan harga adil.
  • Harga pembelian gabah ditetapkan Rp 6.500 per kilogram, memberikan kepastian harga dan kesejahteraan petani.

Kamu bisa bayangkan, perubahan ini menyentuh langsung jutaan petani. Mereka tidak lagi was-was soal harga gabah yang fluktuatif. Pemerintah hadir sebagai pembeli pasti.

Data ini tidak datang dari ruang kosong. Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa langkah ini bertujuan menjaga harga sekaligus memperkuat cadangan pangan nasional.

Langkah Prabowo ini tidak hanya menyerap panen petani, tetapi juga menyerap kepercayaan publik. Karena ketika negara hadir membeli hasil petani, kepercayaan tumbuh.

Teknologi Pertanian: Masa Depan Dimulai Sekarang

Salah satu kunci utama dalam Panen Raya Prabowo adalah dorongan kuat terhadap teknologi pertanian. Prabowo tidak hanya bicara soal alat canggih, tapi menunjukkan langsung penggunaannya.

Combine harvester, drone, rotavator, hingga transplanter diperkenalkan kepada petani secara langsung di Majalengka. Bukan untuk pamer, tapi untuk mengedukasi bahwa zaman berubah dan pertanian juga harus ikut.

Kenapa teknologi penting untuk petani?

  • Efisiensi meningkat hingga 30 persen (laporan CNBC Indonesia 2025)
  • Tenaga kerja bisa ditekan, panen lebih cepat dan hemat waktu
  • Kesalahan panen berkurang, hasil maksimal

Prabowo menekankan bahwa jika petani ingin sejahtera, maka modernisasi bukan pilihan, tapi keharusan. Kamu sebagai pelaku pertanian juga harus membuka diri terhadap perubahan ini. Pertanian tidak boleh tertinggal. Kalau ingin bersaing dengan negara lain, maka alat kerja pun harus naik kelas.

Dialog Virtual: Panen Raya Bareng Prabowo

Panen Raya Bareng Prabowo tidak hanya bicara soal panen, tapi juga komunikasi dua arah. Melalui sambungan virtual, Prabowo berdialog langsung dengan petani dari 14 provinsi. Ini bukan acara formalitas. Ini wadah untuk mendengar langsung keluh kesah dan harapan mereka.

Apa yang disampaikan para petani?

  • Petani dari Ngawi mengapresiasi kebijakan pupuk dan harga gabah
  • Perwakilan dari Kalimantan menyampaikan tantangan distribusi hasil panen
  • Petani dari Sumatra Barat meminta peningkatan akses ke teknologi

Respon Prabowo pun tegas. “Tanpa pangan tidak ada negara. Saya ulangi, tanpa pangan, tidak ada negara.” Pernyataan ini bukan hanya retorika, tapi penegasan tentang peran sentral petani. Kamu yang selama ini merasa tidak terdengar, kini punya saluran yang terbuka. Pemerintah mendengar langsung dan cepat menindaklanjuti.

Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA

Temukan Berita Terbaru: Google News

Halaman: 1 2 3
Berita Serupa
Exit mobile version