BerandaHeadlineMulai 5 Juni, PG Semboro Buka Giling Tebu di Tengah Pandemi Covid-19,...

Mulai 5 Juni, PG Semboro Buka Giling Tebu di Tengah Pandemi Covid-19, Ada Yang Berbeda?

- Advertisement -spot_img

Jember, Royalan atau syukuran biasa dilakukan secara turun temurun di Pabrik Gula (PG). Semboro Jember, selama satu bulan sebelum memasuki musim giling, dimana pada saat royalan, masyarakat sekitar PG Semboro akan menggelar ‘pesta rakyat’ dengan berbagai hiburan dan juga pameran.

Namun untuk tahun 2020, ditengah Pandemi Covid-19, acara yang sudah menjadi tradisi turun temurun ini berubah dan sangat terasa sekali perbedaanya, dimana acara syukuran buka giling digelar secara sederhana dan khidmat, walau hanya melakukan pemotongan tumpeng untuk mengawali giling tebu yang direncanakan mulai Jumat 5 Juni 2020.

“Tradisi turun temurun seperti royalan, rupanya hanya sampai tahun 2020, dan kami tidak memungkinkan untuk menggelar acara yang sudah ‘kolosal’ karena sudah mendarah daging di benak masyarkat Semboro dan sekitarnya, karena adanya wabah Covid-19, sehingga acara buka giling ini digelar secara sederhana dengan ditandai pemotongan tumpeng,” ujar HM. Arum Sabil ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) saat menggelar acara syukuran buka giling tebu pada Rabu (3/6/2020).

Arum menambahkan, dengan acara syukuran buka giling tebu karena Pandemi Covid-19 ini, ia berharap ada hikmah yang bisa diambil, selain itu tentu dirinya juga berharap, panen tebu kali ini bisa menghasilkan gula yang melimpah dan bisa memberi kontribusi kepada bangsa.

“Saat ini, PG Semboro mampu memproduksi gula sekitar 6 ton perharinya, 10 tahun lalu dimasa kejayaannya, dalam setahun PG Semboro mampu memproduksi gula sampai 90 ribu ton, namun untuk tahun ini, diprediksi akan menghasilkan kurang lebih 60 ribu ton,” beber Arum.

Namun meski demikian, jika dilihat jumlah penduduk Jember yang jumlahnya sekitar 3 juta jiwa, dan dihitung kebutuhan per kapitanya, kebutuhan gula konsumsi di kabupaten Jember diantara 27 sampai 30 ton dalam setahun, sehingga masih ada sisa 30 ton yang bisa di konsumsi oleh masyarakat Indonesia.

“Jika dihitung jumlah warga Jember yang mencapai 3 juta jiwa, dan kebutuhan konsumsi gula per tahunnya 9 kg, maka gula yang dibutuhkan untuk masyarakat Jember sekitar 27 sampai 30 ribu ton dalam setahun, sehingga kabupaten Jember masih bisa memberikan sumbangsih gula untuk kebutuhan dalam negeri,” ujar Arum.

Sementara Bupati Jember dr. Faida MMR yang hadir pada acara tasyakuran buka giling PG Semboro bersama dengan Dandim 0824 Jember Letkol. Inf. La Ode M Nurdin dan Kepala Kejaksaan Negeri Jember Dr. Prima Idwan Mariza, S.H., M. Hum serta jajaran Direksi PG Semboro dan tokoh tebu se Kabupaten Jember menyampaikan, bahwa keberadaan PG Semboro disamping bisa menghasilkan gula untuk kebutuhan nasional, diharapkan juga bisa memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat Jember.

“Sebagai Kepala Daerah, saya tidak memiliki kepentingan lain terhadap produksi gula PG Semboro, selain bagaimana gula di Jember bisa terpenuhi dan bahkan bisa mensuplai kota-kota lain, keinginan saya cuma satu, agar keberadaan PG Semboro ini bisa memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat Jember,” ujar Bupati Jember dr. Faida MMR.

Sambil proses giling, Bupati mengajak kepada semua pihak, agar memanfaatkan lahan-lahan yang masih memungkinkan untuk dikerjasamakan. Kepada PG semboro untuk menjalin kerjasama pemanfaatan lahan dengan Pemkab Jember maupun masyarakat. Menurutnya, masih banyak lahan yang kosong yang perlu dimanfaatkan.

“Mari kita cari mana yang bisa kerjakan bersama-sama agar masyarakat bisa kerja, pabrik bisa digunakan maksimal saya yakin semua bisa teratasi, ” ajak Bupati.

Bupati juga menyinggung sebuah tulisan di media beberapa waktu yang lalu, jika Bupati diam-diam melakukan kerja sama dengan PTPN. “Tidak ada yang diam-diam, dan tidak ada yang sembunyi, kerja sama ini adalah kerjasama yang memang diperlukan dan harus kita lakukan, tentu saja dengan pengawalan Kajari, kerjasama ini dalam pantauan dan lindungan hukum, ” tegas Faida.

Tidak ada kepentingan lain bagaimana proses giling ini selamat, lancar, gilingnya sukses dan tidak ada yang tertular covid. Saya senang PG semboro tetap mengambil sikap tetap produksi dan melakukan physical dhystancing dan protokol covid dengan ketat.

“Sekiranya ada kesulitan dalam melaksanakan protokol covid ditengah proses produksi saya siap dihubungi sewaktu-waktu, kerja sama pemkab jember kami akan mensuport PG semboro untuk dapat tetep berproduksi dalam situasi covid,” pungkasnya. (*).

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

#TRENDING TOPIC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini