
WASHINGTON DC, Pelitaonline.co – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menegaskan bahwa penguatan ASEAN merupakan kunci pertumbuhan ekonomi kawasan.
Penegasan ini disampaikan Mendag Lutfi usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Kamboja Pan Sorasak dan Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Dato’ Seri Mohamed Azmin Ali. Jum’at (13/5/2022).
Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas tentang kondisi ekonomi global, terkait peningkatan proteksionisme era modern, peningkatan inflasi pascakonflik Rusia-Ukraina yang memicu krisis energi dan inflasi harga dunia.
Selain itu, juga tentang peningkatan ketidakpercayaan dunia terhadap sistem perdagangan multilateral yang telah memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan dan berbagai agenda yang ditawarkan oleh negara-negara ekonomi besar.
“Seperti Indo-Pacific Economic Forum (IPEF). Amerika Serikat, European Union Indo-Pacific Strategy oleh Uni Eropa, Belt Road Initiatives (BRI) oleh Tiongkok, serta kebijakan seperti EU Green Deal dan UK Environmental Act (Due Diligence on Forest Risk Commodities),” ujarnya.
Karena, jelas Lutfi, rantai pasok di ASEAN akan sangat terganggu di masa mendatang apabila ASEAN tidak segera merespon berbagai perkembangan situasi ekonomi dunia yang terjadi dewasa ini.
“ASEAN perlu segera mengambil aksi nyata untuk memperkuat posisi sentralitas melalui berbagai inisiatif berbagai proyek dan merevitalisasi ASEAN sebagai basis produksi dalam penguatan rantai pasok ekonomi di kawasan,” tegas Mendag Lutfi.
Oleh sebab itu, penguatan ekonomi harus berasal dari dalam ASEAN. Pasalnya, ASEAN memiliki berbagai inisiatif bersama yang perlu direvitalisasi, seperti proyek pupuk Aceh, proyek Urea di Malaysia, proyek fabrikasi tembaga di Filipina, proyek abu soda garam batu di Thailand, serta proyek vaksin di Singapura.
“Maka dari itu, ASEAN perlu meningkatkan proyek-proyek serupa di masa mendatang sehingga dapat memperkuat ketangguhan ASEAN terhadap berbagai agenda atau kebijakan negara lain yang dapat mengganggu rantai pasok di kawasan,” ungkap Lutfi.
Menanggapi hal itu, Menteri Sorasak dan Menteri Azmin yang juga berpandangan sama. Menteri Sorasak selaku ketua AEM tahun ini akan mendukung penuh pelaksanaan AEM Special Meeting yang akan dilaksanakan di Bali dan akan mengupayakan terbentuknya kesepakatan yang lebih konkrit dari seluruh Menteri Ekonomi ASEAN dalam merespon perkembangan ekonomi global saat ini.
Diketahui, Mendag Lutfi juga menghadiri kegiatan Indonesia Ministers Meeting with United States Business Leaders yang diinisiasi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pertemuan ini menghadirkan 12 pimpinan perusahaan besar Amerika Serikat. Seperti, Microsoft, Cargill, P&G, Johnson&Johnson, Chevron, Exxonmobil, dan C4V.Pada pertemuan ini.
Mendag Lutfi menyampaikan, Indonesia menargetkan untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah melalui pelipattigaan produk domestik bruto (GDP) per kapita dari USD 4,000 menjadi sekitar USD 12,500 pada periode 2038—2040.
Dalam mencapai target ini kata Lutfi, peningkatan investasi infrastruktur secara masif menjadi kunci utama Pemerintah Indonesia. Untuk menunjang pencapaian tersebut, Indonesia mendukung keterbukaan akses pasar perdagangan internasional.
“Peningkatan investasi diharapkan dapat mendukung tujuan besar Pemerintah Indonesia untuk keluar dari status negara dengan pendapatan menengah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum,” tutup Mendag Lutfi. (Yud/Rilis Kemendag)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News