Algoritma TikTok dan Twitter turut berkontribusi dalam viralisasi konten ini. Fitur For You Page (FYP) TikTok secara otomatis merekomendasikan video terkait Syakirah karena tingginya angka pencarian. Sementara itu, sistem moderasi konten di kedua platform dinilai lambat merespons, memungkinkan video bertahan hingga 24 jam sebelum dihapus.
Ancaman Phishing dan Malware di Balik Tautan Viral
Beredarnya 16 tautan video Syakirah tidak hanya memicu rasa penasaran, tetapi juga menjadi pintu masuk bagi serangan siber. Ahli keamanan digital memperingatkan bahwa 70% tautan tersebut mengandung malware atau jebakan phishing yang bertujuan mencuri data pribadi pengguna. Modusnya meliputi:
- Halaman Palsu Tautan mengarah ke situs yang meniru platform resmi seperti TikTok atau Google Drive, terabox meminta pengguna login dengan akun media sosial.
- Pop-up Berbahaya: Beberapa link memunculkan iklan yang menginstal program otomatis saat diklik.
- Eksploitasi Rasa Penasaran: Pelaku memanfaatkan tagar seperti #SyakirahViralFull atau #Syakirah16Menit untuk menarik korban.
- Masyarakat diimbau memverifikasi keaslian tautan melalui fitur link preview dan menghindari mengunduh file dari sumber tidak terpercaya.
Platform seperti Telegram dan Yandex Ru menjadi “surga” baru untuk berbagi konten sensitif karena enkripsi ketat dan minimnya moderasi. Hal ini mempersulit aparat untuk melacak sumber penyebaran pertama.
Kepolisian telah menerima laporan tentang penyebaran video ini dan sedang menyelidiki pelanggaran UU ITE serta UU Pornografi. Hukuman bagi pelaku penyebar bisa mencapai 6 tahun penjara dan denda Rp1 miliar. Untuk korban, LSM seperti SafeNet menyediakan layanan penghapusan konten (content takedown) dan pendampingan hukum.(UA/Red)
