JEMBER, Pelitaonline.co – Muhammad Muslih Ketua Rukun Warga (RW) 12 Lingkungan Kulon Pasar Kelurahan Jember Kidul Kaliwates bersama beberapa warga mendatangi Mapolres Jember, Sabtu (6/8/2022).
Kedatangan mereka, melaporkan salah satu warganya berinisial MY ke Polisi, karena diduga telah melakukan pelecehan seksual seorang anak yang masih duduk di sekolah Dasar (SD).
Awalnya ketua RW yang akrab di sapa Muslih ini, diteror oleh beberapa anak-anak, dengan perkataan, bahwa dirinya tidak akan mungkin berani kepada pelaku karena temennya.
“Saya kan bingung, apa maksud dari perkataan anak-anak, akhirnya mereka saya kumpulkan dan saya tanya satu persatu,” ujar, Muhammad Muslih.
Namun, betapa terkejutnya Muslih, setelah mendengar pengakuan dari salah satu anak berinisial R, bahwa dirinya telah menerima perlakuan tak senonoh (pelecehan seksual) dari pelaku selama Tiga tahun.
“R mengaku, perlakuan itu sejak kelas 3 SD dan sekarang sudah kelas 6, setelah di tanya lebih mendalam diketahui korbannya sudah ada 5 orang, satu perempuan dan 4 laki-laki,”urai Muslih.
Perlakuan tak senonoh tersebut di lakukan MY dirumahnya sendiri, tepatnya dilantai Dua setiap Kamis, menggunakan kesempatan Istrinya tidak di rumah, karena pergi pengajian dengan cara mata korban disuruh tutup dan baju dibuka.
“Lalu pusaran perut korban, dioles-oles dengan kemaluan pelaku, hingga keluar cairan,” terangnya.
Muslih menerangkan, bukan hanya dirumah sendiri, korban mengaku menerima perlakuan tak terpuji dari pelaku, juga diluar kota yakni di rumah anak kandung pelaku yang bekerja di Bea Cukai dan Teknisi Lion di Surabaya.
“Orang tua percaya di ajak ke Surabaya, tapi ternyata di sana juga diperlakukan dengan cara yang sama,” jelasnya.
Pelecehan tersebut nyaris tidak diketahui oleh orang tua korban. Sebab kata Muslih, pelaku merupakan sosok yang dituakan oleh masyarakat sekitar. Bahkan, warga memanggilnya dengan nama Pak Haji.
“Baru kemarin orang tua korban mengetahui, setelah tahu orang tua dan mau demo, tapi saya cegah, supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Muslih menjelaskan, terakhir Kejadian pelecehan tersebut terjadi pada seorang anak SD yang tinggal di RW lain Lima hari lalu, namun tidak berhasil, modus yang dilakukan sama dengan R yaitu disuruh ditutup mata dan baju di buka.
“Beruntung anaknya berontak dengan alasan mau kencing, kemudian dia ke bawah dan melihat pintu tidak dikunci, Dia kabur,” ungkapnya.
Sementara, Petugas Piket Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Jember mengaku telah menerima laporan pencabulan tersebut dan akan dilimpahkan ke Satreskirm Perlindungan Perempuan dan Anak. (Awi/Yud)