
Media sosial, khususnya X, ramai membahas kejadian ini. Postingan dari @tribunnew sdan @ANTARABengkulu menyebutkan kapal karam akibat angin kencang dan cuaca ekstrem. Banyak netizen menyampaikan belasungkawa, tapi ada pula yang mempertanyakan standar keselamatan kapal wisata di daerah tersebut.
Beberapa faktor diduga memicu musibah ini. Berikut penjelasan singkat berdasarkan laporan awal:
Polresta Bengkulu masih menyelidiki penyebab pasti, termasuk apakah ada kelalaian dari pihak operator kapal. Tragedi ini mengingatkan kita pada pentingnya mematuhi standar keselamatan pelayaran, terutama di musim cuaca ekstrem.
Tim SAR bergerak cepat setelah menerima laporan. Pada malam kejadian, evakuasi dilakukan di tengah kondisi laut yang sulit. Petugas berhasil menyelamatkan puluhan penumpang, tapi gelombang tinggi menyulitkan pencarian korban hilang. Hingga kini, operasi pencarian masih berlangsung, fokus di sekitar perairan Malabero.
Pemerintah setempat juga turun tangan. Gubernur Bengkulu menyampaikan duka cita dan menjanjikan bantuan untuk keluarga korban. Sementara itu, otoritas pelabuhan diminta mengevaluasi izin operasi kapal wisata. Postingan di X dari @dadang_adp menunjukkan video evakuasi yang dramatis, menggambarkan betapa sulitnya misi penyelamatan ini.
Kejadian ini bukan yang pertama di Indonesia. Perairan Indonesia, dengan ribuan pulau dan jalur pelayaran, sering jadi lokasi kecelakaan laut. Tragedi kapal karam di Pulau Tikus menyoroti beberapa isu penting:
Wisatawan juga punya peran. Selalu tanyakan soal jaket pelampung dan pastikan kapal tak kelebihan muatan sebelum berlayar. Keselamatan harus jadi prioritas, baik bagi operator maupun penumpang.
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News