BOLA – Jakarta, 9 Juni 2025. Tim nasional sepak bola Indonesia akan menutup perjalanan mereka di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan ujian berat melawan Jepang di Stadion Sepak Bola Suita, Osaka, Selasa 10 Juni 2025 pukul 17.35 WIB. Meski hasil pertandingan tidak lagi memengaruhi status kedua tim – Jepang sudah lolos otomatis sebagai juara grup, sementara Indonesia mengamankan tiket ke babak keempat – laga ini sarat dengan narasi strategis, psikologis, dan historis. Dari persiapan taktis pelatih Patrick Kluivert yang memasukkan 30 pemain terbaik, termasuk kembalinya Maarten Paes dan Marselino Ferdinan, hingga ambisi Jepang mempertahankan reputasi sebagai raksasa Asia, pertemuan ini menjadi cermin perkembangan sepak bola Indonesia dalam percaturan internasional.
Indonesia Vs Jepang Rekor Pertemuan yang Didominasi Samurai Biru
Sejak pertemuan pertama pada 1954, Jepang memimpin head-to-head dengan 10 kemenangan berbanding 5 kemenangan Indonesia, disertai 2 hasil imbang. Kekalahan telak 0-4 di Jakarta pada November 2024 masih membekas, di mana blunder defensif dan ketajaman finishing menjadi faktor penentu. Namun, catatan terakhir menunjukkan peningkatan signifikan Timnas Indonesia di bawah asuhan Kluivert, dengan dua kemenangan beruntun atas Bahrain (1-0) dan China (1-0) yang mengantarkan mereka ke babak berikutnya. “Kami bukan lagi tim yang mudah diprediksi. Ada karakter baru yang terbentuk,” tegas Djadjang Nurdjaman, Direktur Teknik Persib Bandung, mengomentari perkembangan terakhir skuad Garuda.
Strategi Jepang: Rotasi Pemain dan Eksperimen Moriyasu
Hajime Moriyasu, pelatih Jepang, secara terbuka mengisyaratkan penggunaan pemain lapis kedua setelah kekalahan 0-1 dari Australia. Tujuh pemain muda seperti Yu Hirakawa (Bristol City) dan Kota Tawaratsumida (FC Tokyo) diprediksi mendapat kesempatan debut. Namun, Moriyasu menegaskan bahwa keputusan ini bukan bentuk meremehkan Indonesia: “Mereka tim dengan organisasi solid, terutama di lini belakang. Jay Idzes adalah tulang punggung yang harus kami waspadai”. Pernyataan ini merujuk pada kapten Indonesia yang bermain untuk klub Belanda, FC Utrecht, dan dianggap sebagai salah satu bek terbaik di Asia Tenggara.
Di sisi lain, Jepang tetap mengandalkan kekuatan serangan cepat melalui sayap. Pada pertemuan sebelumnya, dua dari empat gol mereka lahir dari eksploitasi ruang kosong di sisi kiri pertahanan Indonesia, yang dihuni oleh Calvin Verdonk. “Kami belajar dari kesalahan itu. Kali ini, struktur defensif lebih kompak,” janji Kluivert dalam konferensi pers prapertandingan.
Persiapan Indonesia: Naturalisasi, Absensi Ivar Jenner, dan Kebangkitan Marselino Ferdinan
Kebijakan naturalisasi kembali menjadi sorotan. Dengan 9 dari 23 pemain skuad merupakan hasil naturalisasi – termasuk Ragnar Oratmangoen (NEC Nijmegen) dan Jordi Amat (Johor Darul Ta’zim) – Indonesia dinilai telah mengalami transformasi kualitas. Namun, tantangan jangka panjang seperti integrasi budaya dan regenerasi pemain lokal masih menjadi pekerjaan rumah PSSI.
Kabar kurang menggembirakan datang dari absennya Ivar Jenner akibat akumulasi kartu kuning. Gelandang Utrecht FC ini menjadi motor serangan Indonesia di lini tengah, dengan rata-rata 82% akurasi umpan dalam tiga laga terakhir. “Kami punya opsi seperti Marc Klok dan Evan Dimas, tapi Ivar memberikan dinamika berbeda,” aku asisten pelatih Denny Landzaat.
Di tengah ketidakhadiran Jenner, harapan tertumpu pada Marselino Ferdinan. Pemain berusia 20 tahun yang bermain untuk Oxford United ini membuktikan kelasnya dengan mencetak gol spektakuler melawan Arab Saudi pada Maret 2025, menunjukkan bahwa masalah menit bermain di klub tidak mengurangi kontribusinya untuk timnas. “Dia pemain istimewa. Intuisi golnya mengingatkan saya pada diri saya di usia muda,” puji Kluivert, merujuk pada masa kejayaannya di Ajax Amsterdam.
Indonesia Vs Jepang Analisis Taktik
Kekalahan 0-4 di Jakarta November lalu memberikan pelajaran berharga. Tiga dari empat gol Jepang berasal dari blunder individu: tendangan lemah Maarten Paes yang direbut Hidemasa Morita, salah posisi Justin Hubner yang berujung gol bunuh diri, serta kegagalan Verdonk mengejar Yukinari Sugawara. “Kami bekerja keras pada aspek konsentrasi dan komunikasi antarpemain belakang,” jelas Jay Idzes, yang menjadi kapten dalam laga ini.
Di sektor serang, ketajaman masih menjadi masalah. Meski menciptakan 6 peluang besar melawan Jepang di pertemuan sebelumnya, hanya 1 tembakan yang tepat sasaran. Ole Romeny, penyerang naturalisasi berdarah Belanda, diharapkan menjadi solusi. Pemain 24 tahun ini mencetak 3 gol dalam 3 laga terakhir, termasuk penalti penentu kemenangan atas China. “Saya merasa nyaman dengan sistem 4-3-3 pelatih. Umpan-umpan silang dari sayap adalah makanan saya,” ujar Romeny.
Klasemen dan Implikasi ke Babak Berikutnya Indonesia Vs Jepang
Jepang mengakhiri fase grup dengan 20 poin dari 9 pertandingan (6 menang, 2 imbang, 1 kalah), sementara Indonesia berada di peringkat keempat dengan 12 poin (3 menang, 3 imbang, 3 kalah). Meski tak bisa mengejar Australia (16 poin) dan Arab Saudi (13 poin), kemenangan di Osaka berpotensi mengangkat peringkat FIFA Indonesia – faktor krusial dalam undian babak keempat.
Babak keempat akan mempertemukan 6 tim Asia (2 grup 3 tim) dengan sistem round-robin. Juara grup lolos otomatis ke Piala Dunia, sementara runner-up bermain playoff antarkonfederasi. “Kami ingin masuk sebagai unggulan. Setiap peningkatan peringkat penting,” tegas Erick Thohir, Ketua Umum PSSI.
Komentar Pelatih Indonesia Vs Jepang
Patrick Kluivert menampik anggapan bahwa laga ini sekadar formalitas. “Kami datang untuk menang. Bermain imbang pun akan menjadi prestasi,” ujarnya, menekankan pentingnya momentum psikologis jelang babak krusial. Pelatih asal Belanda ini juga menyoroti peningkatan disiplin taktis: “Dulu kami sering kehilangan fokus di menit akhir. Sekarang, pemain belajar mengelola emosi”.
Hajime Moriyasu, di sisi lain, tetap rendah hati: “Indonesia bukan lagi tim kelas kedua. Mereka punya pemain berkualitas Eropa dan semangat juang tinggi”. Pelatih berusia 55 tahun itu khususnya memuji peran Idzes dan Romeny, yang dinilainya sebagai “ancaman serius bagi pertahanan manapun”.
Faktor Penentu Indonesia Vs Jepang
Statistik menunjukkan 70% gol Jepang dalam kualifikasi berasal dari serangan sayap dan umpan silang. Untuk mengantisipasi ini, Indonesia diprediksi memakai formasi 4-2-3-1 dengan sayap kiri Asnawi Mangkualam dan kanan Sandy Walsh yang bertugas ganda: menahan laju pemain Jepang sekaligus membangun serangan balik.
Di sektor tengah, duet Marc Klok-Evan Dimas diharapkan mampu memutus aliran umpan ke gelandang kreatif Jepang seperti Kaoru Mitoma (yang absen) atau penggantinya, Takumi Minamino. “Kami harus agresif merebut bola di zona tengah,” instruksi Kluivert dalam sesi latihan tertutup.
Faktor mental menjadi krusial. Sejarah mencatat Indonesia belum pernah menang di tanah Jepang sejak 1981. Namun, kedatangan 2.000 suporter Garuda yang membawa bendera merah-putih raksasa diyakini bisa memecah dominasi 45.000 penonton lokal. “Dukungan mereka seperti tambahan energi. Kami berhutang kemenangan untuk rakyat,” seru Pratama Arhan, bek kiri yang dikenal dengan lemparan jauhnya.
Prediksi Indonesia Vs Jepang
Ahli taktik ESPN Asia memprediksi skor 1-2 untuk keunggulan Jepang, dengan catatan Indonesia mampu mencetak gol perdana melalui Romeny atau Marselino. Namun, faktor cuaca (hujan ringan diprediksi terjadi) dan kondisi lapangan (rumput hybrid yang licin) mungkin menjadi variabel tak terduga.
Terlepas dari hasil, laga ini menjadi tolok ukur progres sepak bola Indonesia. Seperti dikatakan Djadjang Nurdjaman: “Kami tak lagi jadi bulan-bulanan. Sekarang, kami tim yang dihormati”. Kemenangan atau setidaknya performa kompetitif di Osaka akan menjadi bukti bahwa Garuda bukan hanya peserta, tetapi penantang serius di panggung Asia.(UA/Red)