EKONOMI – BYD, raksasa mobil listrik asal Tiongkok, baru saja mengguncang pasar dengan memotong harga 22 model mobil listrik dan hybrid hingga 35%! Langkah ini bikin saham mereka anjlok 8,5% di Bursa Hong Kong sekaligus picu kekhawatiran perang harga makin sengit. Padahal, di kuartal pertama 2025, laba BYD masih naik 11%, tapi investor tetap panik karena margin keuntungan terancam terkikis.
Gara-gara stok mobil numpuk di dealer! Data Mei 2024 menunjukkan ada 3,5 juta mobil menganggur di gudang dealer Chinaโsetara persediaan 57 hari. Seagull, model termurah BYD, dipotong 20% jadi cuma Rp123 juta (55.800 yuan), sementara Sedan Seal hybrid diskon 34% ke Rp231 juta (102.800 yuan). “Ini sinyal pasar sedang lesu,” kata analis Morgan Stanley.
Tak cuma BYD yang kena imbas. Saham Geely (produsen Volvo) jatuh 9,5%, Li Auto minus 8,45%, dan Xpeng turun 3,4%. Padahal, sebelumnya BYD sempat pamer laba bersih 2024 naik 34% ke Rp56,2 triliun (40,25 miliar yuan). Tapi diskon gila-gilaan bikin investor khawatir margin profit ambrol, apalagi Goldman Sachs prediksi keuntungan industri EV China bisa minus kalau perang harga terus.
Meski saham jeblok, diskon ini bikin dealer BYD rame pengunjung. Analis Citi catat kenaikan 30-40% pembeli datang ke showroom. Tapi dealer sendiri kelimpungan karena stok model lama masih menumpuk. BYD bahkan pernah nawarin fitur autopilot gratis buat jual stok lama, tapi malah bikin dealer tambah stres.
Kompetitor Ikut Terpaksa Diskon, Tapi Ada yang Ngambek Dongfeng Motor langsung ikut-ikutan potong harga eฯ 007 jadi Rp168 juta (120.000 yuan), turun 9%. Tapi CEO Volkswagen sampai ngomel, “Perang harga ini bakal bikin industri hancur!” Sementara bos Xpeng ngaku, “Banyak perusahaan EV bakal bangkrut dalam 10 tahun kedepan”.
Biarpun di dalam negeri sengit, BYD tetap ngotot ekspansi ke luar negeri. Mereka baru ngumpulin dana Rp72 triliun (HK$43,5 miliar) lewat saham buat bangun pabrik di Brazil, Hungaria, sampai Thailand. Model premium seperti Seal 07 DM-i dan Han EV juga dipaksa masuk pasar Eropa dengan harga Rp322 juta (23.000 euro)โlebih murah 30% dari Tesla Model 3.
“Diskon BYD ini cuma puncak gunung es,” ujar Tim Hsiao dari Morgan Stanley. Menurut Deutsche Bank, stok di dealer BYD sudah mencapai 3-4 bulanโlevel maksimal yang bisa ditahan dealer. Mereka juga soroti target penjualan BYD yang terlalu optimis: 5,5 juta unit di 2025, padahal pertumbuhan kuartal I-2025 cuma 15%.
Pasar EV China sekarang diisi 100 merek, tapi diperkirakan cuma 5-10 yang bertahan. BYD mungkin bisa selamat karena skala produksinya besar dan punya pabrik baterai sendiri. Tapi buat startup seperti Nio atau Xpeng, tekanan margin ini bisa jadi akhir cerita.UA/Red)