“Hingga Sekarang Masih 17 Persen, Bagaimana Pertanggungjawaban ke Rakyat Jember??? “
JEMBER, Pelitaonline.co – Rekanan yang menggarap Venue Porprov di Stadion Jember Support Garden (JSG), sepertinya diragukan, oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Pasalnya, capaian pekerjaannya masih sekitar 17 persen. Padahal di lokasi itu nantinya akan menjadi tempat opening Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur. Seharusnya, tempat (Venue) itu selesai, sebelum tanggal 25 Juni 2022.
“Jadwal Porprov tidak akan mundur, coba bayangkan, kalau lintasan Atletik tidak selesai, mau ditaruk mana muka kita, sebagai pertanggungjawaban kepada rakyat Jember,” ujar DPRD Jember Hamim saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Ruang Komisi A, Senin (23/5/2022)
Menurutnya, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman (PRKP) dan Cipta Karya Jember harus melakukan pengawasan terhadap kerja rekanan sekaligus menekan agar Venue cepat terselesaikan. Karena itu sebagai pembukaan pesta olahraga terbesar di Jatim.
“Kalau tidak selesai apa yang terjadi coba, akan jadi viral, ini yang saya nggak mau, saya di lapangan (waktu sidak) sangat pesimis sekali,” tambah Hamim.
Legislator Partai Nasdem ini mengakui bahwa kalau pekerjaan rekanan tersebut, berdasarkan kondisi cuaca. Sehingga hal tersebut menjadi kendala bagi setiap kontraktor.
“Oke kita memaklumi, tapi kalau ini ada mines karena cuaca, kita harus curi cuaca itu. Saya jadi kontraktor, jadi alasan yang disampaikan rekanan, itu alasan alamiah,” terang Hamim.
Anggota Komisi A Fraksi Gerindra Sunardi menyayangkan direktur Perusahaan Kontraktor tidak hadir di Undang RDP. Padahal lembaga ini ingin sekali mengetahui persolan lambatnya pekerjaan renovasi Venue Porprov.
“Karena kita lihat, ketika kita turun hanya berapa persen yang sudah dikerjakan. Padahal waktu mepet dan cuaca juga sangat mendukung. Kalau kemarin alasan juga cuacanya kurang baik, sekarang gimana lagi,” cetusnya.
Sementara, Ketua Komisi A DPRD Jember Tabroni mendesak Dinas PRKP dan Cipta Karya memberi sanksi kepada rekanan , jika tidak mempu menyelesaikan proyek Venue Porprov.
“Karena ini beda dengan pekerjaan lainnya, kalau pekerjaan lain, mungkin ada perpanjangan. Tetapi kalau Porprov Even yang dilaksanakan secara continue, punya masyarakat Jawa Timur dan itu tanggalnya sudah disepakati,” jelasnya.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini menyayangkan kalau ternyata, kontrak pengerjaan lintasan Atletik pada 25 Juni 2022, tepat diwaktu opening Porprov. Seharusnya, tidak seperti itu.
“Paling tidak pengerjaan lima hari sebelum 25 Juni, seharusnya. Jadi bukan di waktu yang bersamaan. Kami khawatir dalam proses pengerjaan ada kendala,” jelasnya
Jika ternyata pengerjaan lintasan atletik di JSG tidak selesai saat pembukaan Porprov. Dapat dipastikan, lanjut Tabroni wajah Kabupaten Jember akan tercemar.
“Kalau saat hari H tidak selesai, kami akan berikan sanksi kepada rekanan tersebut. Bisa saja mereka di black list mereka tidak boleh masuk di kabupaten Jember, itu bagi rekanan dari luar kota. Jika mereka berasal dari dalam daerah, maka tidak boleh mengikuti semua jenis tender,”tegasnya
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas PRKP dan Cipta Karya Jember Rahman Anda mengatakan bahwa lintasan atletik di JSG baru dibangun di belakang gawang. Tinggal menunggu bahan larinya yang terbuat dari bahan sintetis.
“Untuk lapisan atas berupa grople ini masih tahap proses pengiriman, untuk lapisan bawahnya mungkin pekerjaannya akan dilakukan minggu ini atau minggu depan akan selesai,” tanggapnya.
Dan beberapa venue Porprov lainnya kata Rahman, diperkirakan akan selesai di awal Juni. Seperti Stadion Notohadinegoro, lapangan tenis, Gedung Olah Raga (GOR) Argopuro maupun GOR PKPSO Kaliwates.
Pelaksana CV. Guna Bhakti Ilham Wardana selaku rekanan yang ditunjuk, untuk pekerjaan lintasan atletik di JSG menjelaskan bahwa sesuai ketentuan kontrak untuk kepentingan Porprov, diperkirakan tanggal 20 Juni 2022 sudah bisa mapping.
“Insya Alloh lah, untuk Lintasan atletik sudah bisa dilaksanakan, yang jadi masalah kemarin itu lapangan sepak bola dengan lintasan atletik. Karena lintasan atletik kan harus steril, tidak boleh ada kotoran. Sementara kondisi lapangan sepak bola seperti itu, jadi bisa disimpulkan sendiri lah,” Tandasnya. (Awi/Yud)