
JEMBER, Pelitaonline.co – Demi mencukupi kebutuhan hidup dan biaya anak-anaknya untuk sekolah, orang harus bekerja keras dan tak kenal waktu bekerja, meskipun itu malam hari.
Seperti yang dilakukan oleh Sugeng salah seorang petani warga Desa Sumberrejo Kecamatan Ambulu. Dia pergi ke Sawahnya untuk bekerja merapikan tanah dan plastik Mulsa untuk papan tanaman lombok pada malam hari.
Terlihat, Pria yang bertempat tinggal di dusun Krajan lor ini hanya berbekal senter kepala dan garu (sebatang kayu digunakan untuk meratakan tanah) yang digunakan untuk membantu aktifitasnya.
“Soalnya, kalau siang mengairi sawah yang satunya yang sekarang ditanami Jagung dan lahan ini mau ditanami lombok besar, jadi gak cukup waktunya, ya paling sampai jam 11 malam (23.00),” ujarnya, Minggu (6/6/2021).
Hal itu dilakukan kata Sugeng, mengingat kedua anaknya yang duduk di bangku sekolah membutuhkan biaya banyak, sehingga membuatnya harus bekerja keras, agara usaha pertaniannya bisa panen dengan hasil yang diinginkan.
“Anak saya dua, yang laki-laki sekarang kelas dua di STM , yang satu lagi perempuan dan baru duduk dikelas dua di MTs Yasinat, itu kan butuh biaya besar mas,” katanya sambil meratakan tanah di area sawah yang terletak di timur gumuk kembar.
Sugeng pun menjelaskan, untuk tanam Lombok besar, modal yang dibutuhkan sekitar delapan juta rupiah per petak sawah yang ukurannya sekitar 125 ru atau setara dengan 1/4 Hetar.
“Itu sudah dihitung, mulai tanam hingga panen dan tenaganya. Untuk tantangan ketika lombok di serang hama trip, dan mengobatnya harus malam hari, soalnya datangnya di waktu seperti itu,” bebernya
Oleh karena itu, Sugeng berharap harga lombok di pasaran saat panen kali ini bisa stabil, supaya petani tidak dirugikan. “Tidak perlu banyak, Rp10. 000 per kilo, lumayan mas, tinggal lihat tanaman petaninya,” Tandasnya. (Awi/Yud)
Dapatkan Berita Terbaru: Saluran WA
Temukan Berita Terbaru: Google News