Berita Terkini – Bullying siswa SD di Samarinda kembali mencuat setelah kasus terbaru yang mengguncang publik. Seorang siswa SD harus dirawat inap akibat perundungan brutal oleh teman sekolahnya. Kejadian ini bukan hanya menyisakan luka fisik, tapi juga trauma mendalam bagi korban dan keluarga. Artikel ini mengupas fakta kasus terbaru, dampak bullying, dan langkah nyata untuk mencegahnya di Samarinda.
Tragedi Bullying Siswa SD di Samarinda: Kasus Terbaru
Pada Oktober 2024, sebuah kasus bullying siswa SD di Samarinda menjadi sorotan. Seorang siswa kelas 4 SD di Kecamatan Samarinda Utara dirawat inap selama lima hari di rumah sakit karena luka fisik akibat didorong dan dipukuli oleh tiga teman sekelasnya.
Menurut laporan polisi setempat, kejadian berawal dari ejekan verbal yang berlanjut ke kekerasan fisik di halaman sekolah. Korban mengalami memar parah di lengan dan kepala, serta trauma psikologis yang membuatnya takut kembali ke sekolah.
Data dari Dinas Pendidikan Samarinda mencatat, sepanjang 2023-2024, ada 12 laporan bullying di SD, dengan tiga kasus berujung pada perawatan medis. Kasus terbaru ini menambah daftar panjang perundungan yang belum sepenuhnya tertangani.
Bullying siswa SD di Samarinda sering terjadi di area minim pengawasan, seperti halaman sekolah atau saat jam istirahat. Faktor pemicunya beragam, mulai dari candaan yang kebablasan hingga tekanan kelompok teman sebaya.